Beranda ekonomi Anton Sarankan Jatah BBM di Pedalaman Ditambah dan Ada SPBU

Anton Sarankan Jatah BBM di Pedalaman Ditambah dan Ada SPBU

0

Loading

KELANGKAAN Bahan Bakar Minyak (BBM) di daerah pedalaman Kutim terutama wilayah Kutai Utara (Kutara) menjadi masalah serius. Pasalnya, ketiadaan SPBU ditengarai salah satu penyebab BBM di Kutara kerap langka dan mahal.

Anton Darmawan

“Kelangkaan BBM di daerah plosok sudah berlangsung bertahun-tahun, kebijakan yang tepat dengan mendirikan SPBU adalah solusi paling tepat. Kami minta supaya SPBU di 5 kecamatan di Kutara dapat segera dibenahi Pemkab Kutim. Karena warga disana hingga kini masih beli BBM eceran. Padahal beberapa SPBU di sana sudah dibangun oleh pihak swasta dari 2 tahun lalu, tapi ndak kunjung selesai-selesai,” kata politikus PPP ini.
Diakui, meski semua SPBU yang ada di beberapa kecamatan di Kutara itu adalah milik swasta namun pembangunannya diperlambat. Disebutkan, keberadaan SPBU di daerah pedalaman saat ini sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat.
Anton berharap Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim bersurat kepada para pemilik SPBU. Disebutkan, selama ini BBM yang ada di SPBU seperti di Muara Wahau danm Kombeng terbatas sehingga ketika datang dalam beberaap jam sudah habis, sementara jatah yang diperoleh sepekan sekali. Kerap langkanya BBM, Anton menandaskan sebagai pemicu mahalnya BBM di Muara Wahau, Kongbeng, Muara Bengkal, Telen dan beberapa kecamatan lainnya di Kutara.
“BBM yang dibeli di SPBU cepat habis karena dibeli oleh para tengkulak-tengkulak dengan menggunakan drum besar. Akhinya, masyarakat membeli minyak dengan harga Rp 9 hingga Rp 10 ribu perbotol bukan perliter, keadaan itu berlangsung sampai sekarang,” bebernya seraya mengusulkan pemkab melalui pihak swasta bisa membangun segera SPBU di Muara Ancalong.(ADV-60/DPRD Kutim)