Beranda hukum Aset KTE Dijual Untuk Bayar Utang

Aset KTE Dijual Untuk Bayar Utang

0

Loading

SANGATTA (8/5-2019)

Sekretaris Daerah (Sekda)  Kutim Irawansyah  menyatakan pemkab  segera melakukan audit terhadap aset PT Kutai Timur Energi  (KTE). Audit dilakukan oleh akuntan publik untuk memastikan aset – aset mana saja  yang  perlu penanganan lanjutanm terutama aset lahan yang sudah dipanjari pembiayaanya namun belum lunas,  akan dilunasi.

“Kami  segara menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit aset milik KTE.  Terutama aset lahan. Sebab aset lahan ini, ternyata  banyak dipanjari, belum lunas.  Yang belum lunas ini tentu akan dilunasi, berbadasrkan hasil audit itu. Karena akuntan itu nantinya yang akan  memberikan kepastia soal nilai yang belum terbayar,” terangnya.

Untuk melunasi utang yang ada di KTE, ia mengakui saat ini   Pemkab tidak punya  dana, nantinya  aset yang dijual untuk melunasi  aset yang belum lunas.

Seperti diketahui, aset PLTGB cukup banyak. Bahkan, ada set yang bernilai ratusan miliar rupiah. Seperti  Pembangkit Listrik tenaga Gas Batu Bara  (PLTGB) Kabo, yang dibangun PT KTE, dengan dana hampir Rp200 miliar. Namun PLTGB ini  sudah tak layak untuk dilanjutkan pembangunannya.  Karena itu, akan dilelang, sebagai besi tua.

Pemkab  berharap  dari penjualan  aset ini,  pemerintah akan mendapat pemasukan berupa Pendapatan Asli daerah (PAD). Hanya saja, belum bisa diprediksi  berapa  yang bakal didapat meskipun aset PLTGB itu, dibangun dengan nilai ratusan miliar rupiah.

Selain aset PLTGB,  aset PT KTE juga banyak dalam bentuk lain seperti  Aspal mixer plan (AMP), lahan yang terletak di berbagai lokasi, namun ada yang belum lunas dibayar.

PLTGB Kabo, dibangun PT KTE, dengan menggunakan dana penjualan saham milik Pemkab Kutim yang dijual senilai Rp576 miliar. Namun, pembangunan belum rampung, kasus penjualan saham ini muncul sebagai kasus korupsi yang disidik Kejagung. Akibatnya, sejak tahun 2010, pembangunan PLTGB ini terhenti, sehingga bangunan PLTGB yang didominasi rangka baja, tampak berkarat. Bahkan, konon sudah tidak layak digunakan, meskipun mesin utamanya,  masih utuh dalam kontainer, yang sudah berada di lokasi.(SK2)