Beranda ekonomi Catatan Perjalanan Haji (53)

Catatan Perjalanan Haji (53)

0
Aktifitas jamaah di Mina

Loading

Usai Melontar, Istirahat Sebentar Seraya Menikmati Air Zam-Zam

USAI wukuf, jamaah haji akan berada di Mina selama 2 malam bagi yang melaksanakan nafar awal dan 3 malam nafar tsani. Selama berada di Mina, aktifitas jamaah benar-benar menjenuhkan karena hanya berada dalam kemah.

                Kegiatan yang dilakukan hanya ibadah sambil menanti waktu melontar, tentu membosankan namun karena ingat ibadah semua menjadi asyik. Bahkan bisa bersilahturahmi dengan jamaah lainnya, karena selama di Mina tidak sekat apapun.

                Untuk melakukan shalat, jamaah melakukannya dalam tenda yang sebagian sudah dilengkapi dengan AC. Hanya saja untuk tidur menggunakan ambal yang sudah kusam, berpasir karenanya tikar diperlukan sekali tidak saja di Arafah tapi selama di Mina juga.

                Bercermin kejadian di Mina yang sampai merenggut ratusan jiwa, Pemerintah Arab Saudi mengatur jadwal melontar tujuannya agar tidak terjadi penumpukan dan tabrakan saat pulang, terutama bagi jamaah yang dibawa ke Musdalifah dan  Mina menunggu bus sementara jamaah yang jalan kaki mereka setiba di Jamaraat Aqabah langsung saja melontar tanpa harus menunggu waktu yang ditetapkan, kecuali pada hari kedua dan ketiga setelah berkumpul dengan jamaah lainnya.

Sejak beberaap tahun terakhir, agar tidak kepanasan dan berdesakan dengan jamaah haji dari negara lain, Jamaah Haji Indonesia , mendapat waktu  melempar jumrah pada hari kedua sejak pukul 01.00 dini hari hingga ba’da subuh, setelah itu pukul 14.00 hingga 18.00 WAS.  Di luar waktu yang ada,  dilarang bahkan pintu tidak dikunci.

Pengamatan saya, umumnya pemondokan jamaah haji Indonesia yang berada di ujung jalan ke pelontaran atau dekat terowongan Mina, tinggal menulusuri jalan yang ada dan mendapat tempat melontar di lantai tiga.

Dengan pengaturan jadwal melontar yang rapi itu, alhamdulillah tidak terjadi kepadatan yang dapat menimbulkan insiden. Namun, jamaah jangan sesekali untuk berbalik arah untuk kembali ke pemondokan, karena petugas akan meminta kembali termasuk berselfi ria saat banyak jamaah.

Sebaiknya jika sudah melontar, tidak langsung pulang tetapi bertahan sekitar 20 menit untuk melepas lelah sambil menikmati air zam-zam yang tersedia di tepi jalan. Setelah terasa nyaman, barulah kembali ke pemondokan.(Syafranuddin/bersambung)

Artikulli paraprakSejahterakan Anggota, PWI Kutim Dirikan Koperasi
Artikulli tjetërPN Sangatta Luncurkan Eraterang