SANGATTA (2/1-2019)
Balai latihan kerja (BLK ) Kutai Timur (Kutim) selama ini tidak bisa dimanfaatkan maksimal, terutama untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerja di Kutim. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir, dana yang didapat hanya untuk belanja adminitrasi, sementara untuk anggaran pelatihan tenaga kerja, minim.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans ) Darius Jiu Dian ketika dikonfirmasi Suara Kutim.com membenarkam jika dana yang disediakan untuk melatih warga Kutim, tidak ada.
“BLK kita ini memang tidak berjalan maksimal, untuk tujuan meningkatkan keterampilan angkatan kerja di Kutim, terutama untuk anak-anak SMK. Sebab tidak ada anggaran untuk pelatihan . Padahal, tujuan adanya BLK itu untuk pelatihan anak-anak yang memasuki usia kerja, yang perlu ditingkatkan keterampilannya sesuai dengan kebutuhan industri,” jelas Darius.
Ditemui di ruang kerjanya, ia mengungkapkan, setiap sebenarnya usulan untuk pelatihan di BLK selalu disampaikan namun tidak dikabulkan karena defisit. Diungkapnya, pelatihan lebih banyak lebih bagus karena bisa memenuhi keinginan lapangan kerja. “Biar berapa miliar rupiah, kalau kita mau maksimalkan pelatihan di BLK, pasti terserap, namun yang ada hanya belanja adminitrasi yang tak seberapa besar,” ungkapnya.
Yang membuat BLK bisa aktif meski pelan, karena kepedulian perusaan yang selama ini sudah kerja sama. “Perusahan yang sering memanfaatkan BLK terutama dari pihak perusahan pertambangan batu bara, termasuk kontraknya yang memang peduli untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerja di Kutim namun BLK tetap tidak maksimal. Sebab, paling satu atau dua jurusan, sementara pelatihan biasanya hanya sekitar tiga bulan. Jadi masih tetap ada berapa bulan dimana BLK tidak ada kegiatan,” sebutnya seraya menambahkan jika banyak tenaga kerja trampil Pemkab tidak pusing lagi dengan banyaknya warga Kutim yang ingin bekerja di lingkungan Pemkab.(SK2)