Beranda hukum Di Usia 19 Tahun, Aliansi Mahasiswa Kutim Tuntut Pemkab Lakukan Pembenahan

Di Usia 19 Tahun, Aliansi Mahasiswa Kutim Tuntut Pemkab Lakukan Pembenahan

0

Loading

SANGATTA (12/10-2018)
Di usia Kabupaten Kutai Timur (Kutim) ke 19 dinilai sejumlah mahasiswa belum menyentuh semua masyarakat. Tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kutai Timur, puluhan mahasiswa yang dikoordinir Haerudin, Jumat (12/10) pukul 15.45 WITA menggelar unjuk rasa.
Aksi yang dikawal Polres Kutim ini digelar di Simpang Tiga Jalan AW Syahrani dan Yos Sudarso II Sangatta. Dalam orasinya, mahasiswa minta pemkab meningkatkan kaulitas pendidikan. Selain itu, mereka menyoroti upah layak bagi buruh dan TK2D Pemkab Kutim disesuai UMK.
Tuntan lainnya, disampaikan melalui brosur dengan judul “Menolak Lupa – 19 Tahun Kutai Timur” dalam brosur yang disebarkan ke masyarakat, Aliansi Mahasiswa Kutim menyoroti masalah pendidikan, lingkungan, upaha buruh dan TK2D serta pariwisata.
Masalah pendidikan, mereka menilai masih minim fasilitas penunjang di lingkungan akademik, perpustakaan dan balai penelitian, juga listrik yang memadai serta tenaga pengajar yang tidak kompeten dan kompatibel.
Sementara terkait tambang diungkapkan tambang batubara meninggalkan luka lingkungan yang luar biasa karena da 29 perusahaan tambang yang berstatus produksi telah meninggalkan 86 lubang tambang. Selain itu 101 IUP sejak tahun 2012 yang diterbitkan diatas lahan seluas 700 ribu Ha merubah populasi hutan menjadi perkebunan sawit, menggeser lahan tani rakyat, dan menjadikan rakyat budak dan kerja upah murah dengn dalih buruh harian lepas.
Soal upah buruh, disebutkan sebagai daerah dengan dana bagi hasil terbesar ketiga, bukan menjadi surge bagi para pekerja, kecuali penguasa yang tamak. Demikian dengan nasib TK2D yang mengabdi pada pemerintah sendiri hanya diupah Rp900 ribu bagi SLTA dan Rp1,2 Juta bagi lulusan sarjana padahal dana bagi hasil sampai pada titik Rp1,4 triliun.
Selain itu, pekerja perusahaan tambang dan perkebunan kelapa sawit, diungkapkan, harus siap menerima PHK jika menyuarakn kenaikan upagh. Disamping itu, mahasiswa menilai pemerintah tak berinisiatif mensejahterakan rakyat melalui pengupahan.
Setelah puas berorasi di Simpang 3 Jalan AW Syahrani, peserta unjuk rasa melakukan long mars ke Bundaran Patung Singa. Selama perjalanan mereka membagikan brosur suara mereka ke masyarakat yang sedang berada di tepi jalan.(SK6/SK11)