Beranda kutim Dipimpin Istri Wabup, Kaum Perempuan Kampanyekan Anti Kekerasan Terhadap Anak

Dipimpin Istri Wabup, Kaum Perempuan Kampanyekan Anti Kekerasan Terhadap Anak

0

Loading

SANGATTA (29/7-2018)
Tindak kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak bisa terjadi kapan dan di mana saja. Di rumah, sekolah, jalan bahkan di tempat umum. Bahkan, kasus yang melibatkan anak di bawah umur ini cendrung meningkat.
Untuk melindungi anak di bawha umur menjadi korban kejahatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPP-PP) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Polres Kutim, Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) , Jumat (27/7) lalu menggelar aksi sosialisasi stop kekerasan seksual pada anak.
Aksi yang digelar di simpang tiga Jalan AW Syahrani Sangatta Utara ini, dilakukan dengan cara pembagian setiker kepada pengguna jalan yang bertujuan mendedukasi orang tua agar melindungi anaknya dari ancaman kejahatan.
Aksi yang diikuti Tirah Satriani – Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Kutai Timur, kemudian Ketua DWP Kutim Sri Andayani, Camat Sangatta Utara M Basuni, Camat Sangatta Selatan Hasdiah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kutim Yuwana Sri Kurniawati, serta sejumlah pengurus TP PKK Kutim ini, menarik perhatian pengguna jalan yang melintas.
“Kami prihatin, kasus kekerasan kepada anak kian maraknya, aksi turun ke jalan adalah bentuk kepedulian dan keprihatinan atas banyaknya kejahatan dan tindak kekerasan seksual pada anak,” kata Tirah Satriani.
Istri Wabup Kasmidi Bulang ini menandaskan anak adalah generasi harapan bangsa, sehingga perlu perhatian ekstra agar anak bisa aman dan berkembang sesuai bakatnya. Namun, orang tua, keluarga, agama dan masyarakat mempunyai arti penting dalam menjaga pertumbuhan anaknya. “Televisi dan media social juga bisa mempengaruhi perkembangan perilaku anak,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala DDPP-PA Kutim Aisyah menjelaskan hingga pertengahan tahun 2018, di Kutim terjadi 16 kasus yang terdiri dari kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap anak. “Ia mengakui kasus kekerasan terhadap anak di 2018 berkurang, di bandingkan 2017 yang mencapai 10 kasus. Dari data yang ada kejahatan seksual kepada anak yang terjadi di Kutim dilakukan oleh orang terdekat, seperti orangtua, keluarga dan tetangga,” bebernya.(SK5)