Beranda ekonomi Encek Rafidin : Operasi PT TOP Jauh Dari Hutan Wehea

Encek Rafidin : Operasi PT TOP Jauh Dari Hutan Wehea

0
Aktivis PROFUANA Jakarta saat berdemo di depan Kementrian LH dan Kehutanan RI bulan lalu. Mereka minta Kementrian LH dan Kehutanan turun tangan dalam penyelamatan Hutan Wehea dari aktifitas penambangan dan perkebunan kelapa sawit. (Foto PROFUANA)

Loading

SANGATTA,Suara Kutim. (5/5)
Penambangan batubara oleh PT Tekno Orbit Persada (TOP) berada di luar areal Hutan Wehea Muara Wahau. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutai Timur (Kutim) Encek Akhmad Rafidin Rizal bersama Suriansyah, menerangkan aktifitas PT TOP berada dikawasan APL dan jauh diluar kawasan hutan lindung Wehea. “Areal APL PT TOP sendiri juga cukup jauh sebelum area HPH milik perusahaan kehutanan Gunung Gajah,” terang Akhmad Rafidin.
tolak2Meski tidak mengetahui pasti apakan aktifitas PT TOP sudah berlangsung atau belum, Sekretaris BLH Suriansyah menegaskan PT TOP memiliki izin Bupati Kutim, bahkan sudah memiliki izin amdal sejak tahun 2008 yang diperbaharui pada 2010 dan terakhir 2012. “BLH berani memastikan jika kawasan hutan lindung Wehea jauh dari kegiatan eksplorasi apalagi perambahan, akibat aktifitas PT TOP,” terang Suriansyah.
Data yang dihimpun Suara Kutim.com sejumlah warga yang mengaku masyarakat Wehea, mengadu ke pemerintahj pusat telah terjadi eksplorasi dan kerusakan lingkungan Hutan Lindung Wehea.
Bahkan sejumlah aktivis Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA) sebauh LSM di Jakarta yang mengaku sebagai pendamping lembaga adat Wehea Desa Nehas Bing, April tadi sempat menggelar unjukrasa didepan Kementrian LH dan Kehutanan RI.
Dikoordinir Bayu Sandi, para aktivitas PROFAUNA merantai diri mereka sebagai bentuk protes terhadap penambangan dan pengembangan perkebunan kelapa sawit di kawasan Hutan Wehea.(SK-02/SK-03/SK-07)