Beranda kutim adv pemkab Jadi Pejuang Devisa Negara, Petani Kutim Ekspor Ratusan Ton Pisang Kepok ke...

Jadi Pejuang Devisa Negara, Petani Kutim Ekspor Ratusan Ton Pisang Kepok ke LN

0

Loading

Sangatta (28/11/2019)

Ternyata diam-diam petani Kutai Timur turut ambil bagian menjadi pejuang devisa bagi negara ini. Bagaimana tidak, ternyata petani Kutim khususnya petani pisang asal Kecamatan Kaliorang dan Kaubun sudah mengekspor puluhan ton pisang kepok ke Luar Negeri, khususnya Malaysia. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kutim, Sugiono saat ditemui sejumlah awak media di ruang kerjanya, Kamis (28/11) pagi.

“Awalnya hanya spekulasi pengusaha asal Malaysia melalui perantaranya yang mencari potensi pisang kepok, yang katanya budidaya pisang kepok tersebut berkembang pesat di Kutim. Setelah dilakukan penelusuran mulai dari Kecamatan Teluk Pandan, Sangatta Selatan, hingga akhirnya dapat di Kecamatan Kaliorang dan Kaubun, yang memang memiliki potensi budidaya pisang kepok yang cukup luas,” ujar Sugiono.

Lanjutnya, setelah melakukan perjanjian kerjasama, akhirnya pada bulan Oktober 2019 kemarin, sebanyak 40 ton pisang kepok dengan nilai Rp 120 juta dari Kecamatan Kaliorang berhasil diekspor ke Malaysia. Bahkan dalam waktu dekat, petani pisang asal Kecamatan Kaubun akan melakukan ekspor pisang kepok sebanyak 100 ton, juga ke Malaysia.

“Bulan Oktober kemarin, petani kita sudah ekspor pisang kepok sebanyak 40 ton dengan nilai Rp 120 juta. Rencananya bulan akhir bulan ini atau awal bulan depan, petani pisang kita asal Kecamatan Kaubun mau ekspor pisang ke Malaysia juga,” jelasnya.

Ditambahkan Sugiono, sebenarnya jika petani Kutim hanya mau menjual hasil pisangnya ke pasar Dalam Negeri atau lokal saja, tentu untung yang didapatkan akan lebih besar dari pada dijual ke pasar Luar Negeri. Sebab pada pasar lokal, setiap bagian dari buah pisang tersebut memiliki harga jual yang tinggi. Sementara untuk pasar Luar Negeri, khususnya Malaysia, hanya bagian-bagian tertentu saja dari buah pisang tersebut yang memiliki harga jual. Namun karena adanya kesadaran dari petani pisang Kutim untuk membantu memberikan pemasukan devisa bagi negara, maka para petani pisang ini lebih memilih menjual hasil kebun pisangnya ke Malaysia dari pada ke pasar lokal.

“Pasar pisang di tingkat lokal sebenarnya sangat menguntungkan petani. Sebab, seluruh bagian pisang memiliki harga jual. Beda dengan pasar luar negeri, khususnya Malaysia yang hanya bagian-bagian tertentu dari buah pisang yang dihargai. Tapi karena petani kita sadar dengan menjual ke luar negeri akan mendatangkan devisa bagi negara, ya mau saja. Termasuk membantu pemasukan devisa untuk negara, kata mereka (petani.red),” tutur Sugiono.(ADV-KOMINFO)

Artikulli paraprakPersiapan Venue MTQ Kutim 2019 Capai 30 Persen, Dipastikan Selesai Sebelum Pembukaan
Artikulli tjetërKejar Eliminasi Malaria, Dinkes Kutim Minta Kerjasama Perusahaan Perkebunan