Beranda ekonomi Kaltim Masih Terbuka Bagi Investor Seperti KEK Maloy

Kaltim Masih Terbuka Bagi Investor Seperti KEK Maloy

0
Kondisi pembangunan KEK Maloy yang diharapkan menjadi sentra pembangunan ekonomi di Kutim.

Loading

SAMARINDA (6/10-2020)

Meski tergolong banyak perusahaan beroperasi di Kaltim, namun peluang bagi investor masih terbuka lebar seperti pengembangan industri yang mendorong transformasi ekonomi menuju hilirisasi ekonomi dan jasa yang berkelanjutan.

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi

Wagub Kaltim Hadi Mulyadi  di  webinar bertajuk “Road To Indonesia Investment Day 2020 East Kalimantan” yang digelar  Bank Indonesia, Selasa (6/10)  menyebutkan  Pemprov Kaltim untuk memberikan dukungan kemudahan perizinanan demi memperlancar rencana bisnis para calon investor.

“Luas Kaltim 12,7 juta hektar. Provinsi terluas keempat di Indonesia dan menjadi tujuan investasi yang sangat prospektif,” buka Wagub Hadi Mulyadi pada webinar yang juga dihadiri Charge d’Affaires KBRI Singapura Didik Eko Pujianto bersama sejumlah pengusaha Singapura.

Kaltim kaya dengan bahan tambang batu bara dan migas, ditambah lagi potensi kehutanan dan perkebunan sangat luas. Luas hutan Kaltim 8,4 juta hektar. Dari luas itu, 3,8 juta adalah izin usaha hutan alam dan 1,57 juta hektar adalah izin hutan tanaman industri.

“Saat ini untuk  memfasilitasi investasi di sektor industri pengolahan,  Kaltim telah memiliki Kawasan Ekonomi Khusus  Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur. Kawasan seluas 557 hektar itu telah diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo pada 1 April 2019.  Kawasan ini didorong menjadi pusat industri pengolahan turunan kelapa sawit dan hasil tambang batu bara. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur juga banyak memberikan insentif dan kemudahan kepada investor yang akan berinvestasi,” sebut Hadi.

Selain KEK MBTK, Pemprov Kaltim juga menawarkan lokasi investasi lain di Kawasan Industri Kariangau  (KIK) Balikpapan seluas 2.721 hektar. Kawasan ini sangat potensial untuk investasi di bidang kimia dan farmasi, permesinan, industri pengolahan kayu dan hasil perkebunan.

“Kedua lokasi investasi yang ditawarkan baik di KEK MBTK maupun KIK di Balikpapan memiliki posisi yang strategis dari sudut pandang geografis ekonomi karena berhadapan langsung dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang semakin strategis dalam alur laut perdagangan dunia. Pada tahun 2019, sekitar 36 ribu kapal laut memanfaatkan ALKI II ini,” jelasnya.

Berdasarkan  kajian National University of Singapore (NUS), Kaltim berada di peringkat keempat dalam daya saing daerah dari 34 provinsi di Indonesia. Kaltim memiliki dasar iklim pengembangan investasi yang kompetititf. Hadi menegaskan, berbagai masalah yang dapat menghambat masuknya investasi akan terus menjadi perhatian pemerintah daerah untuk ditemukan jalan penyelesaiannya.

“Kaltim akan fokus pada investasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama hilirisasi, investasi yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan tenaga kerja lokal, serta investasi yang memperhatikan daya dukung lingkungan,” papar Wagub Hadi dalam acara yang  diikuti Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Suyanto, Direktur Utama Perusda MBS Agus Dwitarto, Kepala Perwakilan BI Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono  dan sejumlah pengusaha di Indonesia dan Singapura. (SK8)