SAMARINDA (9/9-2020)
Terjadinya kluster keluarga Covid-19 di Samarinda berjumlah 55, ternyata lebih banyak dari Balikpapan yang hanya 21 kluster dan Kota Bontang 24 kluster keluarga. Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padilah Mante Runa menegaskan kondisi tersebut menandakan masih banyaknya masyarakat yang belum patuh terhadap anjuran pemerintah maupun protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
“Ini akan menjadi bahaya jika terus diabaikan. Bahkan kasus wabah ini tidak akan berhenti atau berakhir. Apabila, masyarakat tidak patuh terhadap aturan pemerintah,” terang Padilah Mante Runa, Rabu (9/9).
Mantan Dirut RS Atma Jaya ini menyebutkan, protokol kesehatan wajib dipatuhi dan dilaksanalan terutama menggunakan masker ketika keluar rumah, mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer dan menjaga jarak dengan siapa saja atau tiga (3M).
Disela-sela menyaksikan swab di Kantor Gubernur Kaltim, ia menyebutkan penyebaran virus Corona akibat kelalaian bahkan ada masyarakat yang menilai Corona tidak ada. Karena tak taat, menyebutkan corona menularkan kemana termasuk anggota keluarga.
“Jika memang masyarakat yang terpapar covid diminta isolasi mandiri, maka isolasi mandirilah dengan baik dan benar. Kita tidak boleh lalai. Isolasi yang benar itu mulai ruangan sendiri hingga tempat makanpun sendiri,” jelasnya.
Disebutkan, kasus corona semakin bertambah kini Pemprov Kaltim akan membuka karantina baru di Samarinda Seberang dengan menggunakan asrama BPSDM Kaltim dan Asrama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimantan Timur (LPMP). “Kedua tempat tersebut akan menjadi wadah untuk karantina covid apabila di karantina yang ada sekarang tidak bisa menamo[ung pasien corona lagi,” terangnya.
Padilah berharap, pemerintah kabupaten dan kota se Kaltim bersiap –siap untuk membuka karantina baru apabila terjadi lonjakan kasus. “Jangan dianggap remeh Corona, ia bisa-bisa saja ada dalam diri kita tanpa diketahui karenanya jangan lupa terapkan Prokes dalam kehidupan seharih-hari,” imbuhnya.(SK8)