Beranda ekonomi Mau Terapkan TFC PDAM Undang Berbagai Elemen Masyarakat, Hasilnya Didukung

Mau Terapkan TFC PDAM Undang Berbagai Elemen Masyarakat, Hasilnya Didukung

0
Suasana diskus panel terkait kenaikan tarif PDAM Tirta Tuah Benua Kutim.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (28/2-2017)
Rencana PDAM Tirta Tuah Benua (T2B) Kutim untuk menerapkan Tariff Full Cost (TFC) mendapat dukungan berbagai pihak, namun diharapkan adanya perbaikan tariff kinerja pelayanan PDAM lebih baik serta mampu menjangkau warga yang belum terlayani selama ini.
Dukungan itu terangkum saat digelar Diskusi Panel PDAM dan Lika Liku, Selasa (28/2) kemarin di Gedung Serba Guna Pemkab Kutim. Diskusi panel yang dibuka Asisten Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Setkab Kutim Rupiansyah, dihadiri berbagai kalangan termasuk Wakil Ketua DPRD Yulianus Palingiran, mantan Bupati Kutim Ardiansyah serta sejumlah ormas, serta pemuda.
Acara yang berlangsung 3 jam, menghadirkan Aji Mirni Mawarni – Dirut PDAM T2B, Purwoko Hadi dengan materi berjudul Pelayanan PDAM, kemudian Daddy Setiadi dari BPKP.
Perhitungan tariff air yang dijual salama ini, ujar Aji Mawarini, dilakukan bersama Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Kaltim.
Dijelaskan Aji Mirni Mawarni, akibat harga jual rata-rata lebih rendah dari harga pokok produksi menyebabkan banhyak masalah. Berdasarkan Audit Kinerja Tahun (AKT) tahun 2015 harga jual air bersih yang dikeluarkan PDAM T2B rata-rata Rp5.103,98 per M3 sementara harga pokok produksi sebesar Rp9.433,73 per M3. “Jadi minus sekitar Rp4 ribu perM3,” ungkap lulusan pasca sarjana Unmul Samarinda ini.
Tarif air yang belum full menutup biaya secara penuh ini akibat terjadi kenaikan bahan baku seperti bahan bakar minyak (BBM), bahan kimia, material sambungan rumah, jaringan dan asesoris pipa, serta biaya pemeliharaan genset dan pompa ditambah inflasi rata-rata setiap tahun sebesar 5.48 %. “Idealnya kenaikan tarif dilakukan setiap dua tahun sekali, sehingga PDAM tambah sehat dan mampu meningkatkan kinerjanya,” ungkap wanita yang sudah delapan tahun menangani PDAM T2B Kutim.
Diungkapkan, apabila tidak dilakukan penyesuaian tarif, kedepan, berdampak terhadap kinerja keuangan yang akhirnya berpengaruh terhadap kelancaran pelayanan air bersih kepada masyarakat khususnya pelanggan. “Harga Pokok Produksi PDAM Kutim paling tinggi dibandingkan PDAM lainnya karena pengoperasian instalasi pengolahan airnya 90% menggunakan genset yang berbahan bakar Solar dengan harga industry, meski kinerja perusahaan tahun 2015 menurut Kepmendagri No. 47/1999 tergolong “Cukup” dengan nilai 50,76,” bebernya.
Tarif harga FCR, nantinya harga pokok produksi seimbang dengan harga jual rata – rata, sehingga peningkatan pelayanan PDAM secara Kualitas, kuantitas dan kontinuitas terjamin selain itu kersedianya bahan baku seperti bahan kimia, accecories pemeliharaan. “Kemandirian PDAM sehingga tidak tergantung pada subsidi pemerintah, PDAM mampu bersaing untuk berinvestasi,” ujar Agus seraya menyebutkan harga ideal Rp9.434 perM3.
Rencananya, terang waniyta yang akrab disapa Mawar ini, pemberlakukan kenaikan tarif dimulai bulan Juli mendatang, dan fbeberapa bulan ke depan akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat termasuk DPRD serta Pemkab Kutim.(SK11)