SANGATTA (6/8-2020)
Ratusan orang Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) Kutai Timur (Kutim) dan Tenaga Harian Lepas (THL) yang bertugas di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan Kecamatan Sangatta Utara dan Kecamatan Sangatta Selatan, memadati ruang pertemuan Kantor UPT Kebersihan Sangatta Utara, Kamis (6/8) kemarin.
Para pasukan kuning ini berkumpul bukan tanpa alasan, mereka ingin berdialog dan menyampaikan uneg-unegnya dengan Kasmidi Bulang – Plt Bupati Kutim. Dalam dialog yang digelar di Kantor UPTD Kebersihan ini, terungkap sejumlah permasalahan yang menjadi keluhan dan selama ini dipendam pasukan kuning seperti dari tidak seragamnya upah harian pekerja, harapan peningkatan kesejahteraan, minimnya seragam dan kelengkapan selama bekerja hingga kekhwatiran hilangnya pekerjaan karena adanya isu outsorcing.
“Selama bertugas sebagai supir truk pengangkut sampah dengan status sebagai tenaga harian lepas di UPT Kebersihan Sangatta Utara, saya merasa seperti ada yang dibedakan antara kami di Sangatta Utara dengan rekan-rekan di Sangatta Selatan. Sebab, untuk kru dari supir di Sangatta Utara hanya Rp 95 ribu perhari. Sementara di Sangatta Selatan Rp 110 ribu. Tentunya kami sedikit merasa kecewa, karena terlalu jauh perbedaannya,” ujar Aslamuddin, disambut riuh tepuk tangan dari rekan sekerjanya saat menyampaikan uneg-uneg kepada Plt Bupati Kutim, Kasmidi Bulang.
Sementara Lukman, yang juga seorang supir di UPT Kebersihan Sangatta Utara, menyampaikan kekhawatirannya karena adanya isu outsorcing atau akan adanya kerjasama antara UPT Kebersihan dengan perusahaan swasta selaku pihak ketiga dalam pengelolaan sampah di Kota Sangatta.
Lukman khawatir jika outsorcing terjadi,karena dirinya dan sebagian besar rekan sekerjanya akan kehilangan pekerjaan. “Saya dengan dalam beberapa hari terakhir ini, ada kabar bahwa UPT Kebersihan akan dikontrak kerjasamakan dengan pihak swasta. Klo itu terjadi bagaimana nasib kami ini,” sebut Lukman yang mengaku sudah tahunan bekerja di Pasukan Kuning.(SK3)