Beranda kutim adv pemkab Penanganan Stanting Perlu Waktu Lama

Penanganan Stanting Perlu Waktu Lama

0

Loading

SANGATTA (20/4-2019)

               Masalah stanting atau orang kerdil di Kutim, diakui Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan, Bahrani Hasanal diharus ditangani bersama dengan melibatkan banyak pihak, selain itu berjangka panjang.

dr H Bahrani Hasanal – Kadis Kesehatan Kutim

“Programnay harus  jangka panjang dan dilakukan pemerintah pusat hingga daerah. Bahkan lama penangan bisa mencapai lebih dari 30 tahun,” terang Bahrani bekum lama ini.

Dikatakan, kasus stanting terjadi akibat kekurangan asupan protein dan gizi kepada manusia dimulai dari masa dalam kandungan atau kehamilan. Kondisi  kekurangan gizi ini terus terjadi hingga dua tahun setelah kelahiran, yang kemudian menyebabkan seseorang tersebut menderita kerdil, baik secara pertumbuhan fisik dan juga otak.  

Disebutkan, saat ini Bidang promosi kesehatan masyarakat terus menggalakkan  kampanye masyarakat bagaimana mengolah makanan secara sehat dan cara makan yang benar. Pasalnya,   sedikit masyarakat yang kekurangan makanan, sehingga kasus stanting ini bisa ditimbulkan akibat salah pola makan. “Saat ini, makanan banyak yang mengandung zat pemanis dan penyedap buatan, zat pewarna serta pengawet makanan, yang bisa menyebabkan turunnya selera makan anak. Belum lagi banyaknya beredar makanan yang tidak terjamin kandungan kesehatan dan gizinya, namun cukup digemari anak-anak,” bebernya seraya menambahkan saat ini terdata 2 ribu orang warga Kutim tergolong kerdil.

 Dinas Kesehatan Kutim, ujar Bahri,  konsisten dengan programpemberian makanan tambahan kepada anak. Bahkan sejak anak masih dalam kandungan, Dinkes sudah melakukan interfensi kepada ibu hamil agar jabang bayi tidak kekurangan asupan gizi termasuk hingga saat bayi sudah dilahirkan, akan terus dilakukan pemantauan melalui Posyandu. “Diharapkan kasus stanting atau orang kerdil di Kutim akan terus menurun setiap tahunnya,” sebut Bahrani.(ADV-Humas Setkab Kutim)