Beranda kutim Press Realase Dibuat Singkat Namun Lengkap

Press Realase Dibuat Singkat Namun Lengkap

0
Suasana pelatihan teknik pembuatan press realase yang digelar PWI Kutim di Badan Kesbangpol Kutim.

Loading

SANGATTA (6/10-2017)
Setiap Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) mempunyai kegiatan yang perlu diketahui masyarakat, namun tak bisa menginformasikan karena masih “terbebani” jika memberitakan kegiatan harus menyediakan sejumlah uang untuk wartawan.
Selain itu, kata Syafranuddin – Sekretaris PWI Kutim dihadapan peserta pelatihan teknik pembuatan press realase, banyak SKPD berpikir bahwa wartawan hanya mencari-cari kesalahan dan enggan memberitakan hal-hal positif atau keberhasilan SKPD.
“Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. Sesuai UU Pers, pers nasional harus ikut dalam pembangunan bangsa,” sebut pria yang akrab disapa Ivan ini.
Melalui press realase, SKPD tidak harus “terbebani” jika ingin menyampaikan informasi akan keberhasilannya karena pers berperan sebagai jembatan informasi yang tiada lain sebagai bentuk kepedulian pers terhadap pembangunan daerah.
Pelatihan yang digelar di ruang rapat Badan Kesbangpol Kutim, dipaparkan bagaimana press realase yang baik dan benar serta bisa diterima media massa untuk dijadikan bahan pemberitaan.
Dengan santai, pria yang sudah 35 tahun bergelut di media massa mengungkapkan press realase merupakan media terpenting bagi SKPD menyampaikan informasi kepada masyarakat terutama pers. “Seorang Kepala SKPD kadangkala tidak semuanya bisa mengetahui detail tentang apa yang sedang dilaksanakan di lingkungannya, namun dengan press realase yang dibuat akan menjadi pengganti informasi lebih lengkap dan tepat karenanya buat press realase yang baik dan singkat,” pesannya.
Pelatihan teknik pembuatan press realase yang digelar PWI Kutim bersama Bagian Humas dan Protokol Setkab Kutim, Badan Kesbangpol Kutim serta PT KPC, didukung Bupati Ismunandar. Ia berharap, semua SKPD menyertakan perwakilan untuk mengikuti pelatihan yang kali pertama digelar. “Peserta dilatih selama satu bulan, karenanya wajib mengirimkan karyanya ke PWI Kutim untuk dilakukan pembinaan atau koreksi,” kata Ibnu Djuraid – Wartawan Seksi Organisasi dan Pendikan PWI Kutim seraya menambahkan selama pelatihan peserta tidak dipungut biaya apapun.(K2/SK13)