Beranda ekonomi Semoga Jamaah Haji Kutim Tidak Ada Masuk Program Safari Wukuf

Semoga Jamaah Haji Kutim Tidak Ada Masuk Program Safari Wukuf

0
Suasana jamaah haji dari berbagai negara termasuk Indonesia wukuf di Arafah (Foto ist)

Loading

SANGATTA (8/8-2019)

                Jamaah haji asal Kutai Timur (Kutim) baik yang tergabung di Kloter 5 dan 15 Balikpapan, diharapkan tidak ada yang masuk program Safari Wukuf. Agustinah dan Aji Susi Suzana – TPHD Kutim, kepada Suara Kutim.com menerangkan kini sedang dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap jamaah haji sebelum  melaksanakan puncak haji yakni Wukuf di Arafah.

Petugas haji di Kloter 5 Baklipapan dari kiri yakni Nanang Gazali (TPIHI), Rahdatu Fakanur Rozi (TKHI) dan Agustinah Sambas Daali (TPHD)

                Melalui sambungan telepon internasional, Agustinah yang tergabung di Kloter 5 Balikpapan, menerangkan kini semua jamaah sudah mempersiapkan diri untuk melaksanakan Wukuf pada Sabtu (10/8) kemudian mabit di Musdalifah dan melampar jamarat aqobah di Mina, Ahad (11/8).

                “Alhamdulillah semua jamaah dari Kutim sehat waalfiat, kini sudah siap melaksanakan wukuf serta rangkaian haji lainnya hingga tahalul di Mina namun apakah ada yang masuk program safari wukuf akan dikoordinasikan dengan tim kesehatan,” terang Agustinah.

                Terpisah,  Aji Susi Susana – TPHD Kutim yang tergabung di Kloter 15 Balikpapan. Meski baru 4 hari di Makkah, dijelaskan semua jamaah asal Kutim yang berjumlah 31 orang dijelaskan sudah bugar semua dan siap mengikuti puncak ibadah haji.

                Sementara Nanang Gazali – TPIHI Kloter 5 Balikpapan menerangkan pihak Maktab 40 akan mengantar jamaah haji Kloter 5 Balikpapan ke Arafah setelah shalat Jumat atau pukul 13.30 WAS. Pengantaran ke Arafah,  terang Nanang Gazali dilakukan bertahap berdasarkan rombongan dan di Arafah disediakan 2 tenda masing-masing untuk jamaah perempuan dan laki-laki.

                Sekedar diketahui, Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzuhijah merupakan salah satu kewajiban jamaah dalam melaksanakan ibadah haji. Waktu wukuf dimulai setelah shalat Dzhur dijamak dengan Asar, setelah itu disampaikan amanat Mentri Agama oleh Ketua Kloter serta khutbah.

                Di kawasan terbatas yang digambarkan sebagai tempat ummat manusia dibangkitkan kembali setelah wafat ini, jamaah diimbau untuk tak berhenti-hentinya berdoa baik untuk diri sendiri, orang tua, keluarga maupun negara.

                Sedangkan bagi jamaah yang sakit dan masuk program safari wukuf, hanya dibawa beberapa menit saja di Arafah kemudian kembali ke rumah sakit. Bagi jamaah haji yang sehat, setelah shalat magrib dijamak dengan Isya, langsung dibawa ke Mudalifah untuk mabit menunggu waktu untuk melontar jamaraat aqobah.

                Pemberangkatan dari Arafah ke Musdalifah yang hanya berjarak lebih kurang 10 Km, dilakukan bertahap sesuai rombongan, demikian dari Musdalifah ke Mina. Jamah haji Indonesia, tidak diijinkan untuk melontar jamaraat aqobah mulai pukul 04.00 hingga 10.00 WAS, kecuali yang napak tilas atau jalan kaki seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat melaksanakan ibadah haji.(SK11)