Beranda kutim Seperti Kiamat, Tanah Langsung Lembek Kemudian Menyeret Dan Menenggelamkan Apa Saja

Seperti Kiamat, Tanah Langsung Lembek Kemudian Menyeret Dan Menenggelamkan Apa Saja

0
Curhatan warag Petobo - Palu

Loading

PETOBO dulu dan sekarang jauh berbeda, sebelum bencana dasyat datang, keindahan kawasan yang berada di Kecamatan Palu tidak kalah dengan Lembang di Jawa Barat. Berada di kaki bukit, kawasan Petobo, merupakan kawasan subur meski sudah banyak rumah masyarakat terlebih ketika BTN menjadikan kawasan perumahan.

Kondisi Petobo setelah diguncang gempa bumi dan likufaksi
Petobo yang indah, berkesan dan telah menorehkan beragam cerita ini, kini tinggal kenangan. Ratusasn warganya kini entah berada dimana, namun kebanyakan warga yang selamat dari kiamat kecil itu, mengaku kerabat mereka terpendam bersama rumah dan harta benda lainnya. “Sebagian kami sedang siap-siap mau shalat magrib, tiba-tiba tanah bergetar merobohlan harta semua barang, tak lama tanah bergelombang kemudian membawa semua orang dan harta bendanya, anak dan cucu saya terseret bahkan saya sempat tenggelam dalam lumpur namun tiba-tiba berada di atas,” kata Zulminah (45) yang mengaku sempat memegangi sang cucu namun terlepas karena licinnya lumpur.
Wanita dari 3 orang anak ini, mengira apa yang terjadi Jumat (28/9) lalu adalah kiamat, iapun menangis serta mengagungkan Allah SWT. Dalam dekapan lumpur, wanita yang mengaku kesehariannya petani ini tak henti-hentinya berdoa kepada Allah SWT. “Tiba-tiba saja saya bisa keluar dari lumpur, ketika mata saya bersihkan betapa kagetnya rumah kami sudah tidak ada demikian dengan rumah tetangga saya,” ungkapnya.
Seraya melayani pengunjung yang membeli buah mangganya, ia mengaku apa yang dialami warga Palu terutama Petobo, peringatan Allah SWT. Kini apa yang ada selama ini sudah habis, kami seperti harus mencari rejeki yang lebih halal dan diridhoi Allah SWT.
Menurut Zulminah, saat gempa bumi menggoyang kampungnya warga langsung keluar rumah karena rumah pada retak, namun ketika terjadi likufaksi (tanah menjadi bubur,red) warga tak bisa bergerak lagi, mau lari tanahnya tidak bisa diinjak lagi karena lembek selain itu keluar air dan lumpur. “Tanah itu terbalik, yang keras masuk kedalam yang di dalam naik ke atas, kalau sudah lembek itu mau lari kemana kecuali pasrah, sedangkan saya bersama sejumlah warga lainnya sempat lari ke tanggul,” bebernya seraya menceritakan bagaimana warga lainnya berusaha menyelamatkan diri terseret lumpur dan bangunan.
Anak-anak Petobo di pengusian.

Apa yang terjadi menjelang petang itu, diakui Zulminah tidak ubahnya cerita kakek neneknya semasa ia kecil dimana manusia seperti anai-anai tak berdaya, tidak ada lagi tempat bertahan kecuali atas kehendak Allah SWT. “Saya dan anak-anak serta sejumlah warga lainnya bisa selamat karena kehendak Allah SWT, saya diperlihatkan apa yang pernah diceritakan kakek nenek saya dulu tentang kiamat,” ungkapnya seraya menyeka air mata.
Petobo merupakan salah satu kawasan terparah akibat gempa bumi yang menyebabkan likufaksi, berdasarkan keterangan warga ada ribuan rumah tersapu lumpur dan air yang tiba-tiba keluar dari perut bumi, sedangkan berapa orang yang terkubur hidup-hidup tidak ada yang tahu pasti karena semua data kependudukan ikut musnah.(syafranuddin)