Beranda kutim Siang Geah Prihatin PSK Menyebar Dalam Lingkungan Masyarakat, HIV AIDS Mengancam

Siang Geah Prihatin PSK Menyebar Dalam Lingkungan Masyarakat, HIV AIDS Mengancam

0

Loading

SANGATTA (22/2-2019)

Setelah penutupan lokasliasi pelacuran di sejumlah tempat, tampaknya kini   muncul   tempat esek-esek  terselubung. Tempat ini bisa diberada di kos-kosan,  tempat hiburan malam   bahkan  di penginapan-penginapan termasuk hotel sekalipun.

 Fenomena ini  justru menimbulkan  kekhawatiran baru, akan penyebaran penyakit HIV AIDS, yang makin tidak terkendali.  Siang Geah –anggota DPRD Kutim, menyebutkan  masalah itu memang tengah menjadi perhatian.  “DPRD setuju penutupan lokalisasi atau tempat hiburan malam tapi juga harus bisa memberikan solusi. Kalau ditutup tidak ada solusinya maka akan liar lagi ke tempat lain seperti di hotel-hotel penginapan dan kos-kosan,”  katanya.

Dikatakan, justru penutupan lokalisasi ini membuat intervensi program kesehatan pada WTS dan pelanggannya menjadi semakin sulit. Sebab WTS keberadaannya  justru menyebar dan sulit dilacak karena bisa  menyebarkan penyakit  yang mereka idap. “Ini yang  membuat masyarakat resah, termasuk di pedalaman seperti  Muara Wahau, THM semakin marak meskipun  sudah diberikan surat teguran untuk ditutup namun tetap  saja beroperasi,” ujar Siang Geah.

Menurutnya, Pemkab Kutim  tidak hanya  menutup lokalisasi, namun perlu melakukan aksi cepat dengan melibatkan pihak-pihak terkait lainnya, dalam menekan praktek prostitusi terselubung ini. Melakukan komunikasi dengan pemilik dan pengelola tempat hiburan malam dengan inventarisasi daftar nama yang terjangkit penyakit berdasarkan data yang sebelumnya dikeluarkan oleh lembaga medis sehingga dapat ditangani secara serius agar tidak menular. “Selain itu,  pihak terkait  harus sering mengadakan sosialisasi ke masyarakat terkait dampak dan penyebab Virus HIV/Aids, karena penyakit ini bisa menular dan menimbulkan kematian,” kata Siang Geah.

Dikatakan, tingginya angka penderita HIV/Aids di Kutim harus menjadi perhatian serius pemerintah, mulai dari Kepala Desa, Camat dan Dinas Kesehatan termasuk unsur Kepolisian agar bersama-sama mencari solusi jalan dan keluar yang terbaik.

Seperti diketahui,  pemerintah  telah menutup beberapa tempat prostitusi di berbagai wilayah di Kutim, dengan harapan menutup tempat maksiat , akibatnya  pekerja seks komersial menyebar sehingga sulit dikontrol pemerintah karena berada dalam lingkungan masyarakat.(ADV-DPRD Kutim)