SANGATTA (2/2-2018)
Masalah Ketua KPU Kutim Fahmi Idris mencium tangan Ketua DPC PPP Encek UR Firgasih, saat melakukan verifikasi faktual (Verfak) DPC PPP, menjadi salah topik pembicaraan saat berlangsung pengumuman dan penyerahan Verfak Calon Peserta Pemilu 2019 yang digelar KPU Kutim, Jumat (2/2).
Fahmi yang dituding melanggar etika, bahkan gambarnya saat menunduk itu menjadi viral di media sosial, mengaku sempat bingung karena apa yang ia lakukan semata-mata karena spontan untuk memberi hormat kepada orang tua, terlepas dari jabatan yang ia jabat.
Setelah Fahmi menerangkan bahwa hal serupa ia lakukan ketika bertemu Abdal Nanang dan Samsuddin Saka, penjelasan Rudiansyah dari KPU Kaltim juga membuat suasana pertemuan menjadi riang. “Inilah adat ketimuran yang ada di Indonesia, kadangkala tanpa disadari kita kadangkal mencium tangan orang tua yang secara kebetulan berjabat tangan dengan kita, bahkan saya juga karena tampak seperti tua dan berjenggot ketika shalat tiba-tiba ada jamaah yang lebih muda dari saya mencium tangan saya dan sepemuda itu salah satu pengurus Parpol,” terang Rudiansyah yang langsung membuat undangan tertawa.
Suasana pertemuan yang berlangsung di ruang media center KPU Kutim ini bertambah ramai, ketika Uedita S – LO Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat giliran menerima hasil Verfak KPU yang diserahkan Sayuti Ibrahim – Komisioner KPU Kutim.
Seperti LO lainnya proses penerimaan berkas Verfak ditandai foto serta salaman, namun tiba-tiba saja Eudita sebagai perwakilan PSI Kutim, usai bersalaman langsung mencium tangan Sayuti. Melihat Uedita mencium tangan Sayuti, kontan saja undangan tertawa terbahak-bahak bahkan suasananya menjadi lebih ramai. “Beginilah keaadaan orang timur dan mengerti ajaran agama, tanpa sadar melihat orang lebih tua selalu memberi hormat,” timpal Rudi yang datang ke Kutim untuk menyaksikan langsung proses penyerahan hasil Verfak.(SK11)
