SANGATTA (12/12-2017)
Makna Maulid Nabi Muhammad SAW bukan lagi sebuah kesemarakan seremonial belaka, tapi sebuah momen spiritual untuk mentahbiskan Nabi Muhammad SAW sebagai figur tunggal yang mengisi pikiran, hati dan pandangan hidup ummat Islam.
Dalam maulid, kata Ustad Baktiar Yunus dari Samarinda saat menyampaikan uraian hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Pemkab Kutim di Masjid Al Faruq, Selasa (12/12) merupakan perenungan dan pengisian batin yang secara kongkrit tertanam, mengakar, menggerakkan detak-detak jantung dan aliran darah ini.
“Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan suatu tradisi yang berkembang setelah Nabi Muhamamd SAW wafat, dengan di peringatinya Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan suatu wujud ungkapan rasa syukur dan kegembiraan serta penghormatan kepada sang utusan Allah karena berkat jasa beliau ajaran Islam sampai kepada ummat Islam sekarang,” kata Ustad Baktiar.
Peringatan Maulid Nabi Muhamamd SAW, ditegaskannya, mendorong ummat Islam untuk selalu bershalawat. Karena bershalawat diperintahkan Allah Ta’ala sebagai diamanatkan dalam QS Al-Ahzab: 56). “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya,” beber Ustad Baktiar dalam acara yang dihadiri Bupati Ismunandar serta sejumlah pejabat lainnya.
Sebelumnya Bupati Ismunandar menyebutkan banyak hikmah yang didapat dari setiap Maulid Nabi Muhammad SAW digelar yakni kedisiplinan dan kepedulian kepada sesama dalam mengarungi kehidupan terlebih sebagai aparat pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan amanat rakyat.(SK12)
