Beranda kutim 5 Hari di Selat Makassar : Boks Ikan Jadi Penghangat Badan

5 Hari di Selat Makassar : Boks Ikan Jadi Penghangat Badan

0
Marten - korban kapal tabrakan dengan ponton di Tanjung Mangkaliat ketika tiba di Dermaga aquatiq PT KPC,.

Loading

TEROMBANG-AMBING di Selat Makassar selama 5 hari, menjadi salah satu peristiwa yang bakal dikenang Marten alias Opa (63) dan Zakaria (56) dua korban tabrakan kapal di Tanjung Mangkaliat Sandaran.
Sejak kapal mereka hancur berantakan ditabrak ponton yang ditarik Tug Boat Biak VI, Minggu (11/2) dini hari, Zakaria dan Marten selalu bersama. Mereka berdua terus berpegangan pada papan lantai atas kapal Tawarani Baru.
Beruntungnya disaat genting untuk menyelamatkan diri, keduaya mendapat boks ikan. Dengan boks ikan inilah, mereka terus bertahan meski dihempas ombak. “Boks ikan kami ikat diatas papan kapal, agar tidak lepas. Sebagai pengingatnya celana saya, selain itu ada tali pancing,” cerita Marten.
Menurut Zakaria dan Marten, papan dan boks ikan warna merah merupakan bantuan Tuhan yang diberikan kepada mereka berdua. Pasalnya, dengan boks ikan yang ditaruh pada tengah lantai papan kapal itulah mereka berjuang melawan ganasnya Selat Makassar terlebih dengan usia mereka yang sudah lanjut.“Ketika hujan, kami buka boks itu agar dapat air minum selain membuka mulut biar bisa membasahi tenggorokan,” kata Marten ketika ditemui Suara Kutim.com di RSU Kudungga.
Selain sebagai tempat menampung hujan meski tak begitu banyak, ternyata boks ikan juga dijadikan sebagai tempat penghangat jika mereka berdua kedinginan. Namun, Marten mengaku ialah yang sering masuk boks untuk menghangatkan diri sementara Zakaria terus menjaga dan memberikan semangat untuik tetap bertahan hingga ada pertolongan.
Selama berada di atas papan kapal, kedua sahabat ini tak pernah melakukan upaya berenang agar papan bisa ketepi karena sama sekali tidak melihat daratan. “Kami hanya merasakan dibawa arus saja, kalau bicara gelombang sudah nggak terpikirkan lagi terpenting boks tidak lepas dan hilang, karena kami yakin itulah yang menjadi tempat kami berlindung terlebih saya yang kerap kedinginan,” kata Marten.(SK12/bersambung)