SANGATTA (20/12-2017)
Kepala Adat Kutai Besar di Sangatta, Abdal Nanang mengaku prihatin dengan kondisi keuangan Pemkab Kutim yang diterpa defisit,akibatnya banyak kegiatan pemkab yang belum bisa dibayar sementara sejumlah kontraktor gulung tikar.
Dihadapan Wakil Ketua DPRD Yulianus Palringan serta sejumlah anggota DPRD, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setkab Kutim, Mugeni, dan beberapa manajemen PT GAM serta PT Indexim, diungkapkan selain gulung tikar banyak kontraktor lokal yang terpaksa menjual harta bendanya karena terjerat utang pada bank atau pihak lain. “Saat ini pemerintah kita sedang sakit keuangan, baik pemerintah pusat maupun daerah akibatnya banyak kontraktor yang gulung tikar serta menjual harta bendanya untuk membayar utang pada banyak pihak terutama bank,” kata mantan Ketua DPRD Kutim ini, Selasa (20/12) di Gedung DPRD Kutim.
Bersama sejumlah pengurus adat Kutai Besar dan tokoh adat lainnya, Abdal Nanang menaruh harapan aktifitas perusahaan yang beroperasi di Kutim bisa membantu masyarakat terutama mereka yang berusaha skala kecil. “Jangan sampai, proyek-proyek kecil dikerjakan oleh orang luar termasuk menjadi suplayer. Perusahaan – perusahaan harus bisa berkontribusi kepada daerah, terlebih daerah sedang sakit saat ini,” imbuhnya.
Hal senada dilontarkan Kades Kaliorang Kecamatan Kaliorang Supriyanto yang hadir dalam pertemuan membahas CSR PT Indexim. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan perusahaan penambang batubara ini belum memberikan dampak apa-apa terhadap warganya termasuk penguatan ekonomi kerakyatan. “Harapan kami, PT Indexim dalam pengadaan kebutuhan perusahaan seperti buah-buahan lebih memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan, bukan mendatangkan dari luar daerah,” ungkapnya dihadapan Agus S dan Jasman perwakilan PT Indexim.(SK2/SK3/SK12)
