SANGATTA,Suara Kutim.com (18/3)
Batik khas Kutai Timur (Kutim) masih asing bagi masyarakat Kutim, tidak heran batik yang dikembangkan masyarakat Rantau Pulung belum terkenal seperti batik Kaltim lainnya.
Wakil Bupati Ardiansyah Sulaiman mengakui promosi dan pemasaran batik khas Kutim yang warnanya banyak menggunakan bahan alami yakni dari karet kayu besi, belum semarak. Sementara, daru segi kualitas tidak kalah dibandingkan batik lain. “Kita akui masyarakat Kutim sendiri belum begitu familiar dan bahkan tidak begitu tertarik dengan produk-produk olahan asli Kutai Timur,” kata Wabup Ardiasnyah kepada wartawan seusai mengunjungi stand Kecamatan Rantau Pulung di arena pameran yang digelar menyemarakan MTQ Kutim.
Wabup Ardiansyah Sulaiman berharap dikalangan pemerintah, sudah membudayakan pemakaian batik khas Kutim. Sebagai bagian dari masyarakat, pejabat dan pegawai pemkab sudah selayaknya bangga memakai batik khas Kutim. “Jika tidak sekarang, kapan lagi masyarakat Kutim bisa kenal dan bangga dengan produk-produk lokal asli buatan industri kreatif warga sendiri,” kata Ardiansyah seraya menyebutkan batik khas Kutim sekarang diproduki warga Rantau Pulung, Desa Kabo dan Kecamatan Bengalon.
Ardiasnyah mengakui promosi dan pemasaran bagi batik Kutim terkendala belum ada rumah besar tempat memperkenalkan dan pemasaran di Sangatta. Ia berharap, upaya ini bisa dilakukan Disperindag serta Dinas Koperasi dan UKM Kutim. “Sekarang ini, semua SKPD bisa berorientasi dalam penggunaan batik Kutim selain ikut mendukung promosi juga menumbuhkembangkan industry batik yang akhirnya mengairahkan para pembatik,” bebernya.(SK-07)
