Beranda ekonomi Asa Mereka Tenggelam di Sungai Sangasanga

Asa Mereka Tenggelam di Sungai Sangasanga

0
Ditepi Sungai Sangasanga beberapa pekan lalu tempat bertambatnya ratusan keramba milik anggota Karang Taruna Sari Jaya Kecamatan Sangsanga, namun akibat sungai tercemar semua hancur berantakan.

Loading

BERHASIL membudidayakan ikan nila di Sungai Sangasanga dirasakan Asrani (37) – anggota Karang Taruna (KT) Kelurahan Sari Jaya Kecamatan Sanga Sanga Kutai Kartanegara. Keberhasilan kaum muda Sari Jaya ini menjadi penyemangat warga lainnya, sehingga banyak yang bergabung sementara permintaan dan peluang usaha terus mengembang.
Namun, sejak bulan Agustus tahun 2016 lalu, harapan Asrani menambah pundinya gagal total, ikan nila yang ia dan kawan-kawan budidayakan “tenggelam” di dasar Sungai Sangsanga yang sudah tercemar berat akibat penambangan batubara.
Seraya menulusuri jembatan panjang yang terbuat dari kayu besi (ulin,red), ayah dari dua anak ini menceritakan bagaimana ketika Kelompok Usaha Bersama (KUB) mereka meraup keuntungan. “Kini tinggal kenangan saja, dua minggu lalu semua keramba kami angkat semua karena sudah tidak memberikan hasil apa-apa, semua ikan mati,” ceritanya ketika menerima kunjungan peserta Workshop Jurnalistik Dan Edukasi Media garapan PT Pertamina EP Asset 5.
Buah pahit yang diterima anggota KUB Karang Taruna Sari Jaya, mulai dirasakan ketika kapal-kapal besar termasuk tongkang hilir mudik disekitar keramba mereka. Kondisi ini, ujar Asrani, bertambah parah ketika air tercemar akibat tumpahan BBM dan batubara milik sejumlah pemegang Kuasa Pertambangan (KP) beroperasi.
“Pada tahun 2011 dan 2012, kondisi air sungai mendukung upaya budi daya perikanan kami bahkan buah kongko – kongko pinggir jalan itu memberikan harapan besar sehingga anggota terus bertambah dan berkembang, terlebih pasar ikan terbuka lebar dan menjanjikan,” ungkap pria yang mengaku lima keramba dengan kuntungan antara Rp1 juta hingga Rp3 Juta sekali panen.
Berhasil membudidayakan ikan nila, Asrani dan anggota KT Sari Jaya lainnya berencana menambah keramba agar pundi tambungannya bertambah besar. “Dua bulan lalu kondisinya terbalik, habis sudah, jangankan nila seperti yang kami kembangkan ikan julung dan buntal saja tak menampakan dirinya,” ujar pria yang dalam kepengurusan Karang Taruna menjabat bendahara.
Budidaya ikan nila dengan keramba garapan KT Sari Jaya ini semakin berkembang setelah Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga, ikut memompa semangat mereka melalui program CSR.
Sebagai tempat kumpulan anak muda, Karang Taruna Sari Jaya selain mengembangkan sektor perikanan, juga sablon serta kuliner.
Keberhasilan Asrani dan kawan-kawan ini menyebar dan pujianpun berdatangan, sehingga berbagai penghargaan datang bertubi-tubi diantaranya sebagai karang taruna terbaik se Kaltim (2015), kemudian menjadi duta Kaltim di Pilar-Pilar Sosial Kementrian Sosial. Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga, kebagian meneruima penghargaan silver CSR Award dari Pemkab Kutai Kartanegara.
Namun sayang nasib berkata lain usaha yang berbasis di Sungai Sangasanga ini, tenggelam akibat kualitas air memburuk. “Kini tinggal pintu ke keramba saja yang tertinggal, semua tenggelam sudah ke dasar sungai,” ungkap Asrani seraya membetuli topinya yang sempat miring setelah berkali-kali mengusap kepalanya melihat tempat kerambanya bertambat selama ini.

Kegagalan Karang Taruna Sari Jaya, juga Pertamina Field Sangasanga dan Pemerintah Kelurahan Sari Jaya. Sebagai perusahaan negara, Pertamina Field Sangasanga menaruh harapan generasi muda Sangasanga, eksis.
“Pertamina Field Sangasanga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa suata saat minyak yang dikelola Pertamina, habis. Masyarakat harus siap dan mempersiapkan diri menghadapi pasca tambang karenanya usaha pembudidayaan ikan yang dilakoni Karang Taruna Sari Jaya, didukung penuh karena memberikan multi player effek baik dalam waktu pendek maupun panjang,” kata Dika Agus Sardjono – Sangasanga L & R Assistant Manager Pertamina Field Sangasanga.
Harapan Pertamina EP Asset 5 melalui Pertamina Field Sangasanga, memberikan setetes minyak kepada Karang Taruna Sari Jaya agar berkembang serta mecetak generasi muda Sari Jaya yang tangguh, akhirnya tenggelam. “Kami merasakan sekali apa yang dirasakan mereka, karenanya ada rencana untuk pola lain,” kata Dika.
Tekad Pertamina EP Asset 5 untuk terus mendukung pembudidayaan ikan yang digarap Karang Taruna Sari Jaya tiada lain untuk terus memompa semangat dan menanamkan kemandirian generasi muda Sangasanga agar bisa tegak dan berjuang membangun daerah sebagaimana dilakukan pejuang-pejuang pembebasan Kota Sangasanga dari cengkraman penjajah. “Semangat juang pahlawan saat merebut Kota Sangasanga yang tak mengenal lelah dan tegar terus dipompa seirama dengan pompa minyak beroperasi, Pertamina ingin generasi muda Sangasanga sukses dan menjadi generasi muda yang berdiri tegar di atas kakinya meski Pertamina sudah tidak beroperasi lagi,” ungkap Dika seraya menelusuri jembatan panjang yang rencananya menjadi lokasi warung makan.***(Syafranuddin)

Artikulli paraprakTK2D Pemkab Kutim Segera Dievaluasi, Yang Malas Tidak Diperpanjang
Artikulli tjetërJur Mengakui Perbuatannya, Minta Keringanan Hukuman