Bakso Dicari, Kaget Satu Porsi Rp56 Ribu

BAKSO dan mie ternyata menjadi makanan paling dicari jamaah haji, tak heran banyak pengusaha catering di Makkah dan Madinah menjadikan makanan khas Indonesia ini, sebagai daya. Promosi bakso dilakukan terbuka termasuk memasang disejumlah tiang gedung.
Seperti di Indonesi,a nama bakso di Madinah juga beragam namun tidak ada yang namanya aneh-aneh seperti Bakso Beranak, Bakso Setan, semua bakso yang dijual umumnya menggunakan nama pemilik warung seperti Bakso Bang Doel. Untuk menikmati bakso Bang Doel tidak susah, dari Masjid Nabawi terutama jamaah yang berada di Timur Masjid. Lokasi Bakso Bang Doel ada pada lantai M – Hotel Al Andalus.
Saat berada di lantai pertama ini, jangan kaget karena yang akan menikmati bakso serta makanan khas Indonesia lainnya banyak sekali, sehingga harus antri. Tak kalah pentingnya, jangan kaget karena untuk menikmati Bakso ala Madinah ini satu porsinya yang terdiri 3 pentol bakso serta mie kuning dan putih, dibandrol 14 Riyal Saudi atau Rp56 ribu. “Harga satu porsi sudah termasuk satu botol mineral,” terang Rudi sang peracik.
Pria asal Jawa Barat ini mengaku dalam sehari ia mendapatkan Rp40 juta dari penjualan bakso. “Di musim haji, setiap hari stok bakso habis karena jamaah ingin menikmatinya pagi tidak seperti di Indonesia dimakan pada sore atau malam,” kata pria yang sudah tiga tahun tinggal di Madinah.
Beberapa pengunjung mengakui rasa bakso ala Madinah memang tidak sama dengan di tanah air, namun bisa melepas rindu akan makanan khas Indonesia. Soal harga, diakui jauh di atas harga Indonesia terlebih bila dibandingkan dengan Bakso Solo atau Bakso Surabaya. “Kalau rasa tidak sama dengan di Indonesia, karena tidak ada suas tomatnya sedangkan sambelnya lumayan,” kata Suryadi – jamaah haji asal Samarinda.

Selama beberapa hari di tanah suci, tentu keriduan akan makanan tanah air, tinggi sekali. Karenanya, jamaah sebelum berangkat sebaiknya sudah mempersiapkan makanan kesukaan yang bahan bakunya tahan lama seperti bumbu pecel, rabok ikan, mie instan.
Makanan penggugah selera ini agar aman dikemas serapi mungkin, agar tidak berserakan jika koper dibanding-banting petugas porter. Terhadap makanan yang sudah ada bungkus dan bermerk seperti mie instan, sebaiknya bungkusnya dibuka agar tidak dicurigai untuk diperjualbelikan lagi. (syafranuddin/bersambung)