Beranda ekonomi Catatan Perjalanan Haji (51)

Catatan Perjalanan Haji (51)

0

Loading

Kunjungi Tempat-Tempat Bersejarah Sekitar Masjid Nabawi, Merasakan Suasana Saat Itu

BERADA di Madinah, semua pemondokan  jamaah haji berada dekat Masjid Nabawi karena jarang sekali ditemukan jamaah yang tersesat, kecauli sakit. Di sela-sela menanti waktu shalat terutama usai shubuh sebelum kembali kepemondokan, atau sore usai asar dan menanti magrib, banyak jamaah melakukan wisata sekitar Masjid Nabawi.

                Berikut ini beberapa tempat yang penulis sempat kunjungi dimulai dari  timur Masjid Nabawi, persis di seberang Museum Madinah ada pagar memanjang yang menandai bahwa di situlah dahulu terdapat pasar Madinah.

Masjid Nabawi dari luar pagar masjid

Pasar ini dibangun untuk mengakomodir keinginan kaum muhajiin yang pindah ke Madinah dengan memiliki pekerjaan utama sebagai pedagang. Karena pasar terbesar dan terlengkap saat itu milik kaum Yahudi dari Bani Qainuqa maka Rasulullah berinisiatif agar kaum muslimin memiliki pasar sendiri yang bebas biaya sewa atau retribusi.

Menurut riwayat Ibnu Zabalah dari Abas bin Sahal dari ayahnya disebutkan bahwa untuk merealisasikan pasar tersebut Rasulullah mendatangi warga Bani Saidah (kaum Saad bin Ubadah,red ) dan meminta mereka untuk dapat menyerahkan tanah kosong yang semula disediakan untuk tanah perkuburan. Permintaan Nabi tersebut mereka kabulkan, dan akhirnya nabi jadikan sebagai tempat perniagaan bagi umat Islam yang disebut dengan Saniyatul Wada’i.

Jika orang yang berniaga di Pasar Yahudi dipungut sewa, maka berniaga di pasar kaum muslimin ini bebas daripada sewa atau pajak, akibatnya dalam sebentar saja, maka para pedagang yang pada mulanya berjualan di Pasar Yahudi segera pindah ke pasar umat Islam.

Kemudian Saqifah Bani Saidah  artinya tempat berkumpul milik Bani Saidah. Letaknya tak jauh dari Pasar Madinah di atas karena memang masih pemukiman Bani Saidah jaman itu. Tempat ini terkenal karena saat Rasul wafat dan belum dimakamkan para sahabat berkumpul di sini untuk membicarakan suksesi kepemimpinan agar tidak terjadi kevakuman.

Kaum Anshar mencalonkan Saad bin Ubadah sedangkan kaum Muhajirin mendukung Abu Bakar r.a. Setelah diberi penjelasan oleh Umar r.a akhir dicapailah kata mufakat dan rasa legawa untuk mengangkat Abu Bakar r.a sebagai khalifah pengganti Rasulullah SAW. Tempat ini sekarang sudah beralih fungsi menjadi taman hijau yang menyegarkan di sudut sebelah timur Masjid Nabawi tak jauh dari pintu 15.

Di sebelah taman Saqifah tersebut ada pasar yang cukup ramai dikunjungi para jamaah untuk membeli kurma maupun asesoris. Harga di pasar ini lumayan lebih miring dibandingkan tempat lain. Sambil belanja kita bisa ngadem di Taman tersebut.

Setelah itu ada Museum Madinah atau Museum Nabi, letaknya  persis di samping timur masjid Nabawi bisa lewat pintu 13. Sebenarnya ini bangunan baru namun di situlah secara lengkap sejarah nabi diceritakan seperti  kelahiran Nabi berikut silsilahnya, hijrahnya Nabi ke Madinal berikut rute-rute yang dilalui, skema perang yang dilakoni Rasulullah termasuk skema perang Uhud yang meninggalkan tewasnya para sahabat terbaik juga bagaimana kehidupan Rasulullah di Madinah bersama istri-istei beliau. Penggambaran betapa sederhananya rumah Nabi membuat kita tersentuh dan terharu.

Mengunjungi sejumlah museum, selain untuk menungu waktu shalat juga menambah wawasan kita akan sejarah Nabi Muhammad dan Kota Madinah, meski saat ini ada buku namun jika berkunjung ke museum kita merasakan hal lain seakan – akan kita berada pada jaman itu, namun kita dilarang untuk foto atau merekam termasuk selfi.(syafranuddin/bersambung)

Artikulli paraprakSemarakan Hari Bhayangkara, 210 Anak Dikhitan
Artikulli tjetërSedang Nikmati Sabu, MR Ditangkap Polisi