Beranda ekonomi Crane Ambruk, Kegiatan di Masjidil Haram Dibatasi Beberapa Jam

Crane Ambruk, Kegiatan di Masjidil Haram Dibatasi Beberapa Jam

0
Sejumlah crane proyek perluasan Masjidil Haram yang berada di kawasan Pasar Seng. Gambar di atas kondisi Masjidil Haram tahun 2011 lalu.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (12/9)

Samsuri Basri - TPHD Kutim
Samsuri Basri – TPHD Kutim
Ambruknya crane pembangunan perluasan Masjidil Haram yang menimpa ratusan jamaah Masjidil Haram, Jumat (11/9) petang sempat menghentikan kegiatan umrah qudum atau kedatangan bagi jamaah yang baru tiba di Makkah, namun aktifitas umrah kembali dilanjutkan pukul 02.00 Waktu Makkah.
Samsuri Bakri – TPHD Kutim dalam pesan singkat yang dikirim ke Suara Kutim.com, pukul 06.00 waktu Makkah atau 11.00 Wita menyebutkan beberapa jamaah haji asal Kutim yang tergabung dalam Kloter 7 Balikpapan, meski badai tetap menuju Masjidil Haram namun selamat. “Kami dan petugas haji lainnya langsung berkoordinasi dengan masing-masing regu dan kelompok, ternyata semua jamaah yang ada di Masjidil Haram ketika dikontak berada jauh dari lokasi jatuhnya crane,” kata Samsuri.
Dijelaskan, Jumat sore keadaan Kota Makkah dalam keadaan gelap yang disertai angina kencang, meski demikian sejumlah jamaah sudah siap-siap untuk ke Masjidil Haram. Namun melihat keadaan tidak memungkinkan, petugas menyarankan jamaah tidak ke berangkat sehingga banyak jamaah menanti keadaan cuaca di lobi hotel. “Tiba-tiba hujan lebat disertai dengan angina kencang, petir sementara hujannya hujan es benar-benar dingin,” terang Samsuri dari Hotel Luluat Muadz tempat Jamaah Kloter 7 Balikpapan selama berada di Makkah.
Catatan Suara Kutim.com, kawasan Masjidil Haram sejak beberapa tahun lalu dilakukan perluasan bertujuan untuk menambah daya tampung bagi jamaah haji dan umrah. Untuk memperluas kawasan Masjidil Haram, ribuan bangunan dibongkar terutama kawasan Pasar Seng.
Proyek besar yang melibatkan ribuan tenaga kerja dari berbagai dunia itu, menggunakan ratusan crane. Namun, alat berat ini berhenti dioperasikan setengah jam menjelang shalat fardu demikian ketika Makkah dilanda badai.
Meski demikian, bagian bawah crane jamaah hilir mudik tidak takut dengan kejatuhan material bangunan. Catatan Suara Kutim.com, jika korban crane ambruk mencapai ratusan orang sangat memungkinkan saja karena yang lewat di bawah crane itu ribuan orang dalam permenitnya terutama yang datang dari arah Kantor Pos, Makam Ma’la atau Pasar Seng.(SK-05/SK-12)