Beranda ekonomi Dandim Ibnu Hudaya : Bulog Harus Selamatkan Petani Dari Tengkulak

Dandim Ibnu Hudaya : Bulog Harus Selamatkan Petani Dari Tengkulak

0
TERSENYUM : Dandim 0909 Sangatta Letkol Inf Ibnu Hudaya tersenyum saat berada di tengah-tengah hamparan sawah masyarakat Kaubun yang belum Mei lalu mereka tanam bersama jajaran Kodim 0909 Sangatta.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (28/8)
Kodim 0909 Sangatta berharap Bulog Kaltim berperan maksimal menyelamatkan hasil panen petani, terlebih-lebih disaat kemarau dimana perjuangan petani tinggi agar lahan yang digarap memberi hasil namun bermanfaat lebih bahgi petani.
Diungkapkan, Kaltim merupakan wilayah penyangga untuk pencapaian target swasembada pangan khusunya padi. Disebutkan, dari target nasional yang harus diserap oleh Bulog sebanyak 2,5 juta ton namun baru terserap 1,5 juta ton. “di Kaltim i ditargetkan mampu menghasilkan 2000 ton. Sementara Kutim terus berupaya seoptimal dan semaksimal mungkin agar mampu memenuhi target yang ada,” terangnya, Jumat (28/8) pagi.
Ditemui Suara Kutim.com disela-sela mengikuti pertemuan di Makodam Mulawarman, disebutkan yang menjadi permasalahan petani adanya permainan harga yang dilakukan tengkulak. Ia menyebutkan, tengkulak sudah masuk ke para petani berupaya membeli gabah kering dengan harga Rp5000 per kilonya sementara pemerintah menetapklan Rp7.300 per kilo gabah kering. “Upaya menjual gabah kering kepada tengkulak inilah yang harus dicegah, sembari pihaknya bersama Dinas Pertanian Kutim meminta kepada Bulog Samarinda untuk mampu menyerap gabah kering masyarakat yang ada,” beber Dandim Ibnu Hudaya.
Ia mengakui jika tengkulak dibiarkan merajalela, petani akan terhimpit dan gairah untuk bertani berkurang. Ia mengakui, pengaruh psikilogis ini harus segera dituntaskan dengan maksimalnay Buloq berperan sehingga petani ikut bergairah menggarap lahannya.
Disebutkan beberapa kawasan potensial pertanian dan mempunyai sumber air seperti Kongbeng dan Kaubun, berhasil mempertahankan produksi gabahnya. Namun terkendala pasca panen yang tidak menentu harga pasarnya. “Meski terjadi kekeringan, namun upaya pengairan melalui kompanisasi yang dilakukan Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim mampu mengatasi permasalahan yang ada. Sehingga tidak seluruh lahan pertanian padi di Kutim mengalami Puso,” tandas Dandim Ibnu Hudaya.(SK-03/SK-11)