Beranda hukum Di Panggung Ekspresi dan Kebudayaan Rakyat Mahasiswa Kembali Kritisi Pemerintah

Di Panggung Ekspresi dan Kebudayaan Rakyat Mahasiswa Kembali Kritisi Pemerintah

0

Loading

SANGATTA (14/10-2018)
Setelah melakukan unjuk rasa mengkritisi pembangunan di Kutim, Jumat (12/10), sejumlah mahasiswa di Sangatta yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kutim (AMK), Ahad (14/10) menggelar Panggung Ekspresi dan Kebudayaan Rakyat di Halaman STQ Sangatta.
Acara yang dikemas di bawah sinar lampu yang didesain minim itu, selain menghadirkan BEM STIE Nusantara, STIPER dan STAIS juga menghadirkan sejumlah tokoh seperti Aleks Bajo, Arkam – Sekretaris KNPI Kutim dan Asri Tawang – tokoh masyarakat. “Saya bangga dengan mahasiswa di Sangatta yang peduli dengan kondisi Kutim, apa yang disuarakan untuk kemajuan Kutim,” kata Aleks Bajo yang sempat dua kali naik panggung.
Pentolan GMNI ini mengingatkan peserta ekspresi rakyat tidak takut dengan tekanan pihak manapun sepanjang benar dan kuat dalam bergerak. “Mahasiswa bagian dari memperjuangkan hak rakyat, kini Kutim sudah berusia 19 tahun namun pembangunan belum menyentuh seluruh rakyat Kutim. Sumber daya alam luar biasa, namun pengupahan belum sebanding dengan apa yang dikerjakan buruh termasuk gaji honorer TK2D Pemkab Kutim yang di bawah UMK,” ungkap Aleks yang tampil mengenakan kaos bergambarkan bung Karno.
Sementara Asri Tawang yang didaulat tampil terakhir, menilai pembangunan di Kutim belum fokus. Disisi lain, ungkapnya, banyak potensi daerah yang bisa dijadikan sumber PAD sayagnya pembangunan fokus yang terlait dengan politik.
Warga Mujur Jaya Sangatta ini menggambarkan pengembangan potesni kepariwisataan yang seharusnya dikelola maksimal, namun belum memberi apa-apa bagi daerah terlebih untuk menambah PAD. “Banyak sumber PAD dari sektor pariwisata, namun tidak tergarap baik karena tidak fokus,” bebernya.
Sementara Arkam – Sekretaris DPP KNPI Kutim yang mengupas peran mahasiswa aksi mahasiswa masih dalam koridor menyuarakan suara rakyat. Namun, ia dengan datar menyatakan Pemkab Kutim telah berusaha untuk melaksanakan pembangunan sesuai harapan masyarakat namun terkendala dana.
Panggung ekpresi yang berakhir pukul 23.00 Wita ini, selain diisi orasi sejumlah tokoh Sangatta dan BEM STIPER, STAIS dan STIE Sangatta, juga dihiasi dengan pemcbacaan puisi dan lagu yang menyidir pemerintah yang dinilai belum mampu mensejahterakan rakyat Kutim.(SK11)

Artikulli paraprakKecolongan, Banyak Sawah Berubah Jadi Kebun Sawit
Artikulli tjetërHati Hati Kawan Tugas ASN Sekarang Jauh Lebih Berat