SANGATTA,Suara Kutim.com (2/9)
Permasalahan ketersediaan dan suplai listrik di daerah pedalaman tidak lepas dari sulitnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM). Terlebih bagi beberapa desa yang masih bertumpu pada pembangkit listrik tenaga diesel, yang harus menggunakan BBM solar.
“Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kutai Timur siap memberikan rekomendasi bagi pengusaha lokal yang berminat membangun agen pengisian minyak solar (APMS), khususnya di beberapa kecamatan yang kesulitan BBM,” kata Plt Kadis Pertambangan dan Energi (Distamben) Kutim Aji Wijaya Effendi.
Kepada Suara Kutim.com belum lama ini, ia mengatakan bahwa walaupun Distamben berada diujung peleburan intansi, namun melalui Bidang Migas masih memiliki kewenangan untuk memberikan rekomendasi bagi siapapun atau pengusaha yang benar-benar serius dalam membangun APMS khususunya di kecamatan yang saat ini kesulitan pasokan BBM seperti Sandaran dan Busang.
Distamben, ujar Aji Wijaya, mengajak pengusaha lokal setempat untuk mau berinvestasi di APMS. Terlebih bagi mereka yang selama ini berjualan BBM secara illegal namun skala besar. “Ada baiknya usaha tersebut di legalkan dengan membangun APMS, atau desa membuat BUMDES yang bisa mengelola BBM melalui AMPS,” sarannya.
Kehadiran APMS, otomatis kecamatan memiliki kuota pasti untuk BBM seperti premium maupun solar. Kondisi ini, diakuinya berdampak denga ketersediaan BBM mesin diesel sebagai pembangkit tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. “Tinggal bagaimana masyarakat mengelola mesin diesel tersebut, apakah melalui badan usaha desa (BUMDes) atau swadaya. Namun pastinya, dengan adanya APMS selain ketersediaan BBM selalu ada dan murah juga mampu membantu menyediakan stok solar bagi mesin listrik masyarakat,” ungkap pria yang akrab disapa Jaya ini seraya menambahkan ada beberapa pengusaha yang berminat membangun AMPS di Sandaran dan Busang.(SK3)