SANGATTA (4/6-2018)
Usaha Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Timur untuk melakukan pengembanganbiakan sapi belum maksimal karena tidak didukung terbatasnya dokter hewan. Dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di Kutim, kata Kadistan Sugiono, hanya satu Puskeswan ada tenaga dokter hewan.
Diakui Mardi, dokter hewan dianggap penting untuk mengisi setiap Puskeswan di kecamatan, karena tugas utamanya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan dan sapi bunting, serta pemberian rekomendasi atau izin pemotongan sapi hanya boleh dikeluarkan dokter hewan. “Sementara di kecamatan,hanya ada tenaga petugas pemeriksa kebuntingan hewan atau mantri hewan. Karenanya, diakui kondisi ini cukup membuat membuat Distanak Kutim kewalahan,” aku Mardi.
Disebutkan, Distan Kutim mempunya 8 Puskeswan yakni di Kaliorang, Bengalon, Rantau Pulung, Long Mesangat, Teluk Pandan dan Muara Wahau. Disebutkan, hanya Puskeswan Kongbeng yang memiliki dokter hewan.
Masalah lain, ujar Mardi, rumah potong hewan (RPH) Sangatta Utara yang juga membutuhkan tenaga dokter hewan. “Kami berharap kebutuhan dokter hewan ini bisa diakomodir pada penerimaan CPNS mendatang atau bisa diangkat dengan status TK2D, agar pelayanan lebih maksimal,” sebut Mardi.(ADV-KOMINFO)