Beranda kutim Gus Muwafiq : Manusia Itu Sedarah Kenapa Harus Terpecah

Gus Muwafiq : Manusia Itu Sedarah Kenapa Harus Terpecah

0
KH Achmad Muwafiq saat memberikan ceramah di Masjid Al-Faruq Sangatta, Kamis (27/12) kemarin.

Loading

SANGATTA (28/12-2018)

                Masalah keberagaman suku dan agama di Indonesia menjadi topik pembicaraan pada tablig akbar yang digelar MUI Kutim, Kamis (27/12) kemarin. Selain Sobirin Bagus – Ketua Pembina MUI dan Sekda Irawansyah, KH Achmad Muwafiq yang meniadi penceramah juga mengupas masalah keberagaman suku dan agama di Indonesia.

                Mengenakan kemeja putih, Gus Muwafiq – sapaan KH Achmad Muwafiq, dalam ceramah agamanya mengawali dari sejarah Nabi Adam. Kiai asal Yogyakarta yang diundang MUI Kutim memberikan tausiah pada tablig akbar  akhir tahun 2018 mengingatkan akan keindahan kebersamaan. “Perbedaan dalam alam demokrasi hal wajar termasuk dalam pilihan, namun perbedaan tidak boleh menyebabkan perpecahan karena menyebabkan kerugian semua pihak,” ungkapnya.

                Tablig yang bertemakan “MUI Untuk Bangsa Memperkokoh Ukhuwah Untuk Kutim Yang Damai dan Sejahterah” diakui Gus Muwafiq sebagai arena untuk ummat Islam melakukan intropeksi dan berjanii menjadi lebih baik di tahun 2019 meski tahun depan dikatagirikan tahun panas karena dihelat Pemilu dan Pilpres.

Diingatkannya, semua umat manusia adalah bersaudara karenanya jangan sampai berseteru karena perbedaan. Terjadinya konflik, karena tidak memahami asal muasalnya meski dalam perkembangan jaman manusia beranak pinak dan menjadi berbagai suku bangsa dan agama. “Karena sudah berbangsa dan bersuku-suku, anak manusia lupa bahwa sebenarnya mereka adalah sedarah. Ketika berkelahi baru ingat bahwa walaupun k berbeda, kita tetap turunannya Nabi Adam,” ungkapnya dalam acara yang diikuti jajaran Forkominda Kutim termasuk puluhan anggota Kepala OPD. (SK11)

Artikulli paraprakHanya 51 Warga Sangatta Utara Merekam Data di GN – Jebol KTP El
Artikulli tjetërKPC Tutup Tahun 2018 Dengan Meraih Penghargaan Kementrian LH dan Kehutanan RI