Beranda kutim HAM Sulaiman Pengagas Pembentukan Kutim, Kubar dan Kota Bontang

HAM Sulaiman Pengagas Pembentukan Kutim, Kubar dan Kota Bontang

0
HAM Sulaiman (kanan) saat memimpin Kutai (1994-1999) bersama Syahrial Setia - Sekda Kutai saat melayat salah seorang pegawai kantor bupati, wafat.(Foto Ist)

Loading

SANGATTA (21/4-2019)

                Pengagas pembentukan Kabupaten Kutai Timur, Kutai Barat dan Kota Bontang, Drs HAM Sulaiman – mantan Bupati Kutai, Ahad (21/4) pukul 20.00 Wita, wafat di RS Cibubur Jakarta. Kabar duka ini serta menyebar, pasalnya almarhum yang terakhir Staf Ahli I Mendagri ini, pernah menduduki jabatan penting seperti Sekda Berau, Kepala Dispenda Kaltim serta Bupati Kutai tahun 1994-1999.

                Semasa kepemimin HAM Sulaiman, rencana pembentukan Kutai Timur, Kota Bontang dan Kutai Barat dicetuskan. “Kutai terlalu luas, jika terus dibiarkan begini pembangunan tidak berjalan cepat, warga masyarakat tidak bisa dilayani dengan cepat dan baik. Bayangkan saja, selama memimpin Kutai ini belum bisa mendatangi semua desa,” kata suami Hajjah Bau Salamah ini dalam suatu pertemuan dengan sejumlah kepala dinas termasuk Edward Azran- Kepala Bappeda Kutim.

                Percakapan santai di ruang kerjanya di lantai dua Kantor Bupati Kukar (1999) ternyata diserius, dengan meminta kajian Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) akhirnya lahir kajian pembentukan kabupaten baru dari pemekaran Kutai. Kajian yang dibuat tim Unikarta dibawah koodinator Edward Azran ini, terus bergulir hingga direstui Kementrian Dalam Negeri.

                Melalui Dirjen Otda yang kala itu dipimpin Ryaas Rasyid, rencana pembentukan Kutim, Kota Bontang dan Kutai Barat berjalan mulus. Namun, saat penentuan ibukota Kutai Timur, tim penilai dari Kemendagri memberi poin Muara Wahau sebagai ibukota, namun dengan berbagai pertimbangan salah satunya kehadiran PT KPC di Sangatta serta masa depan Sangatta jika tidak ada lagi KPC, akhirnya HAM Sulaiman mengusulkan Sangatta sebagai ibukota. “Kalau kita lihat, KPC yang merupakan perusahaan internasional berada di Sangatta tentunya layak dipertimbangkan kalau Sangatta menjadi ibukota Kutai Timur, sedangkan ibukota Kutai Barat diambil dari nama Dusun Sendawar yang secara kebetulan berada di perbatasan antara Kecamatan Melak dan Barong Tongkok,” kata HAM Sulaiman dalam rapat di lantai VI Gedung Kemendagri kala itu.

                Dengan pemikiran yang matang itulah, akhirnya pembentukan Kutai Timur, Kutai Barat dan Kota Bontang, resmi terbentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Mendagri Ad Interm Faisal, serta pelantikan Awang Faroek Ishak, Fahmurniddin dan Rama Asia masing-masing sebagai pejabat Bupati Kutim, Kota Bontang dan Kubar.

                Karya agung yang ditorehkan HAM Sulaiman yang sehari kemudian ia dilantik sebagai Staf Ahli Bidang I Mendagri ini, akan dikenang banyak pihak terutama masyarakat Kutim, Kubar dan Kota Bontang yang kini sudah merasakan manfaat menjadi daerah otonom.  “Selamat Jalan Bapak HAM Sulaiman, karya dan pengabdianmu selalu kami kenang,” .(SK11)

Artikulli paraprakGugatan Ria Yanti : Semua Harta Tergugat Minta Disita, Termasuk Tanah RSU Kudungga
Artikulli tjetërWagub Kaltim Cek Lokasi Pabrik Semen di Sekerat