SANGATTA (1/2-2019)
Bupati Kutai Timur Ismunandar, mengakui dalam masa kepemimpinannya hampir tiga tahun, yang jadi masalah utama adalah pemotongan anggaran. Karena itu, ada segelintir pejabat, yang telah lama kerja, hidup pada zona ‘nyaman’ selama ini tidak mampu mengikuti irama kerjanya karena harus mengencangkan ikat pinggang.
“Selama tiga tahun belakangan ini memang kita dilanda defisit, karena pemotongan anggaran dari pusat. Ini menjadi perubahan besar, bagi segelintir oknum pejabat yang selama ini tidak pernah merasakan defisit, kini harus merasakan defisit yang membuat kita harus kencangkan ikat pinggang. Karena tidak biasa dengan kondisi seperti ini, makanya dia kalah langkah. Kita melangkah tiga kali, dia baru dua kali. Padahal, seharusnya meskipun dalam kondisi defisit, pejabat harus kreatif agar tetap bisa seiring sejalan dengan tim untuk mencapai target,” ungkap Ismu belum lama ini.
Karena itu, sebut Ismu, dalam rotasi pejabat atau mutasi akan yang menjadi salah satu penilaian yang kurang ‘greget’ bisa dimutasi ditempat yang memang tidak terlalu butuh kreatifitas. Sementara tempat yang membutuhkan energi banyak, diberikan pada pejabat yang memang bisa kerja keras bisa ikut ritme pemerintah, berinovasi untuk bisa mencapai target meskipun dalam kondisi sulit.
Namun, dalam kondisi sulit sekarang ini, kata orang nomor satu di Pemkab Kutim ini, pemkab tetap realistis. Karena itu yang diutamakan kebutuhan dasar masyarakat seperti listrik, air bersih, pendidikan dan kesehatan termasuk infrastruktur.
“Karena itu, tidak membuat proyek-proyek atau bangunan monumental, seperti bangunan-bangunan besar. Sebab, bangunan-bangunan seperti hanya bisa dinikmati lewat tatapan mata, tapi tidak dinikmati masyarakat yang jauh. Karena itu, kami hanya membangun-bangunan yang dinikmati masyarakat secara langsung, seperti pembanguan air bersih, listrik, kesehatan dan pendidikan termasuk infrastruktur jalan,” katanya.
Meskipun tidak ada yang monumental, namun dalam tiga tahun ini, ia dan Kasmidi Bulang berhasil meningkatkan cakupan layanan listrik dan PDAM di Kota Sangatta Utara, Sangatta selatan serta beberapa kecamatan di luar ibukota kabupaten. “Masalah listrik kini tidak banyak lagi keluhan di Sangatta dan sekitarnya, termasuk masalah PDAM, yang mungkin kita bereskan dalam waktu dekat. PDAM, listrik ini tidak kelihatan bangunannya, tapi dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” sebut Ismu.(SK2)