SANGATTA (1/8-2017)
Warga Kutai Timur (Kutim) yang tahun ini berkesempatan melaksanakan rukun Islam ke 5 di Tanah Suci Madinah dan Makkah, Arab Saudi sebanyak 178 orang namun 2 orang gagal karena meninggal dunia 1 orang dan sakit 1 orang, namun yang berangkat Selasa (1/8) dan tergabung dalam Kloter IV Balikpapan sebanyak 173 orang karena 5 orang mutasi ke daerah lain.
Dari 173 jamaah yang ada, jamaah tertua atas nama Djabarusman Kasrun Abdullah, ia berusia 87 tahun sedangkan termuda Fatimah Kurnia Bastani dengan usia 21 tahun. Pengamatan Suara Kutim.com saat jamaah memasuki 4 bus yang disediakan panitia pemberangkatan, terdapat sejumlah pegawai Pemkab Kutim termasuk Ordiansyah Tarlan Masigiri – mantan Kadis Kehutanan Kutim yang bberangkat bersama istri.
Keberangkatan jamaah haji Kutim, berlangsung haru, sejumlah jamaah tampa menangis harus berpisah dengan keluarga selama 40 hari, demikian keluarga yang ditinggalkan. Namun, beberapa keluarga jamaah mengaku tidak risau karena komunikasi saat ini dari Arab Saudi ke Indonesia lancar dan mudah.
Selain itu, fasilitas yang disediakan pemerintah yang memanfaatkan dana setoran haji jamaah semakin baik mulai transportasi hingga penginapan. Keterangan yang diperoleh Suara Kutim.com, seluruh jamaah gelombang pertama selama di Madinah menginap di sejumlah hotel yang ada sekitar Masjid Nabawi.
Pengamatan Suara Kutim.com rata-rata hotel yang berada sekitar Masjid Nabawi berjarak 500 meter, sedangkan di Makkah tempat menginap jamaah berjarak 2 kilometer dari Masjidil Haram namun disediakan bus shalawat yang beroperasi 24 jam kecuali menjelang pemberangkatan ke Arafah.
Jamaah haji asal Kutim tergabung di Kloter IV Balikpapan dengan Ketua Kloter Tasnim – pegawai Kemenag Kota Bontang. Warga Kutim yang rata-rata mendaftar 5 dan 6 tahun lalu, nanti bergabung dengan jamaah dari Bontang, Balikpapan dan Kutai Barat. “Jumlah jamaah haji diu Kloter IV Balikpapan sebanyak 450 orang ditambah 5 orang petugas kloter,” terang Tasnim – Ketua Kloter IV Embarkasi Balikpapan.(SK2/SK12)
