SANGATTA (4/7-2018)
Masalah keberagaman suku dan sumber daya alam di Kutai Timur (Kutim) menjadi pembicaraan santai antara Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Kaltim Brigjen TNI Masrumsyah dengan Bupati Ismunandar di ruang kerja bupati, Rabu (4/7).
Keberagaman suku yang dibalut dalam bingkai NKRI, ujar Masrumsyah merupakan modal utama Bangsa Indonesia dalam membangun. Silahturahmi yang dihadiri Dandim 0909 Sangatta Letkol Inf Kamil Karem Pasha, Kapolres AKBP Teddy Ristiawan, Danlanal Letkol Laut P Mulyan Budiarta Kajari Mulyadi, Kabah Kesbangpol Abdul Kader, Asisten Pemkesra Setkab Mugeni, diungkapkan keberagaman dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak dirawat dengan baik. “Banyaknya SDA merupakan modal besar untuk membangun, namun kerukunan antar suku tak kalah pentingnya karena banyaknya suku bangsa di Indonesia merupakan modal dasar kuatnya Indonesia,” ungkapnya.
Masyumsyah yang datang mengenak kemeja batik, mengaku kaget ia disambut bupati bersama Forkominda. Pria yang mengaku kagum dengan Suku Dayak di Kutim ini, berharap situasi Kutim yang aman dan damai terus dijaga demi percepatan pembangunan kabupaten yang baru berusia 19 tahun ini.
Bupati Ismunandara dalam pertemuan santai itu, mengakui di Kutim beragam suku bahkan ia menyebutkan Kutim sudah menjadi miniatur Indonesia. Disebutkan, beragam suku ada di Kutim saat ini namun semua saling menghargai dan menghormati.
Terkait Suku Dayak, dijelaskan berada di sejumlah kecamatan dengan sub suku berbeda seperti Dayak Kenyah, Dayak Wehea, dan Dayak Punan. “Hingga kini aktifitas mereka luar biasa bahkan saat ini sedang berlangsung upacara adat oleh warga Dayak Wehea di Muara Wahau, kondisi ini membuat Kutim punya potensi budaya yang bisa menarik wisatawan,” beber Ismunandar seraya menggambarkan kondisi wilayahnya.
Setelah bertemu Bupati dan Forkominda Kutim, Kabinda Kaltim Masrumsyah menyempatkan dii bertandang ke Rapat Pleno Perhitungan Suara Pilkada Kaltim yang digelar KPU Kutim di Hotel Royal Victoria Sangatta.(ADV-KOMINFO)