Beranda hukum Ketua LPA Kutim : Harus Dilakukan Investigasi Penyebab Tewasnya Rifky

Ketua LPA Kutim : Harus Dilakukan Investigasi Penyebab Tewasnya Rifky

0

Loading

SANGATTA (2/4-2018)
Wafatnya M Rifky Pratama (13) yang diduga akibat penganiayaan teman satu kamarnya di Ponpesn NH Samarinda, menarik perhatian Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kutai Timur (Kutim) Mariana Ahmad. Ia menilai, terjadi penganiayaan karenanya lemahnya pengawasan pihak Ponpes akan situasi anak-anak.
Kasus penganiayaan yang berakibat tewasnya Rifky yang sedang menimba ilmu agama di Ponpes NH, sebut Mariana Ahmad, harus disikapi serius karena bisa jadi kasus serupa juga pernah terjadi namun dibiarkan.
Sebagai tempat menimba ilmu agama, tentu ada sistem yang harus diperhatikan pihak pengelola dalam menerapkan pengawasan. “Saya kira, semua pihak terutama Kementrian Agama dan Dinas Pendidikan harus melakukan investigasi untuk melihat sistem pembinaan di dalam Ponpes NH itu. Masalahnya, mustahil penganiayaan yang berdampak fatal ini terjadi jika tidak diketahui pihak pengelola,” beber Mariana Ahmad disela-sela menanti kedatangan jenazah almarhum Rifky di Sangatta.
Menurut Mariana, kekerasan yang terjadi dalam suatu kawasan pendidikan tidak dibenarkan terlebih – lebih sampai pihak sekolah tidak mengetahui. Ia menyebutkan, di beberapa sekolah dalam mengatasi adanya tindakan kekerasan dalam lingkungan sekolah sudah memasang CCTV. “LPA Kutim, menyesalkan sekali kasus yang menimpa Rifki ini. Karenanya kami berharap, Polresta Samarinda serius melakukan investigasi dan menegakan hukum karena sudah meyangkut nyawa manusia terlebih-lebih Rifky tega meninggalkan keluarganya demi menempuh ilmu agama,” bebernya seraya menahan harunya.
Seperti diberitakan, M Rifky Pratama dikabarkan mengalami penganiayaan rekan satu kamarnya. Akibat penganiayaan itu, anak Hasyim dan Shanti – warga Jalan Yos Sudarso III Sangatta Utara, Senin (2/4) Subuh menghembuskan nafas terakhir.
Keterangan yang dihimpun Suara Kutim.com, Rifky yang baru duduk dibangku kelas 2 SMP mengaku, dianiaya temannya sehingga mengalami sakit di dada. Akibat pengeroyokan, mata dan muka calon penghafal Al-Quran ini mengalami lebam diduga akibat pukulan benda tumpul. (SK12)