SANGATTA,Suara Kutim.com (2/9)
Pembuatan embung yang diprogramkan Badan Ketahanan Pangan dan Holtikutura Kutai Timur (Kutim) di delapan kecamatan, bakal dihentikan pasalnya program penyediaan sumber air ini terkena imbas defisitnya APBD Kutim tahun 2016.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Holtikultura Kutai Timur, Hormansyah, mengatakan bahwa sumber air yang ada di Kutim seperti waduk dan sungai saat ini rusak dan kurang baik untuk digunakan sebagai bahan baku konsumsi air bersih masyarakat serta pengairan pertanian.
“Badan Ketahanan Pangan sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan ada pembangunan embung desa. Bahkan di beberapa wilayah yang memang sudah menjadi target pembangunan telah dilakukan perencanaan matang seperti di Sangkulirang, Teluk Pandan, Rantau Pulung dan Kaliorang. Namun akibat kondisi keuangan daerah yang mengalami defisit saat ini maka anggaran tersebut dipangkas dan ditarik kembali oleh pemerintah Kutim sehingga terancam gagal,” terang Hormansyah.
Kepada Suara Kutim.com, ia menyebutkan untuk pembangunan disediakan Rp8 M karena nilai satu minimal Rp400 Juta dan tertinggi Rp800 Juta karena tergantung daerah embung yang akan dibangun.
Akibat defisit anggaran, Horman menyaranhkan masyarakat menggalakan semangat gotong royong dan menggunakan dana desa. Selain itu juga mengajak pihak perusahaan yang ada berpartisipasi dalam pembangunan embung desa tersebut. “Pengalaman sudah dialami masyarakat ketika kemarau beberapa tahun lalu, karenanya boleh dikata embung salah satu jawaban untuk persediaan air bagi mahluk hidup,” ujar Hormasnyah.(SK3)