SANGATTA (26/4-2017)
Operasi Antik yang dilaksanakan Polres Kutim melalui Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) berhasil dalam target, namun banyak pengungkapan kasus tidak terlepas peran masyarakat. Kepala Satresnarkoba Polres Kutim, Iptu Abdul Rauf kepada awak media pada Rabu (26/4), menyebutkan
selain mengenal karakter peredaran narkotika di Kutim diakui tim Opsnal juga memahami banyak modus operandi digunakan pelaku peredaran gelap narkoba agar barang haramnya terjual.
“Di Sangatta, biasanya mereka melakukan transaksi di jalan umum dan malam hari. Sementara di kecamatan lain seperti Sangkulirang dan Sandaran, pengedar biasanya bertransaksi di pasar malam yang kerap digelar pedagang keliling,” terangnya.
Abdul Rauf mengakui pengungkapan kasus penyalahgunaan Narkoba di Kutim selama ini termasuk dalam Operasi ANTIK 2017 berkat masyarakat yang kerap memberikan informasi mengenai peredaran narkoba, meski informasi minim. “Secara umum informasi minim akan informasi mengenai peredaran narkoba dari masyarakat khususnya wilayah perkotaan seperti Sangatta sendiri,” beber Abdul Rauf.
Diakui, informasi masyarakat masalah Narkoba tiada lain karena masyarakat ingin lingkungannya bersih dan anak atau tetangganya tidak mau terjerat gurita pengedar Narkoba. Kepada wartawan, ia menyebutkan informasi penyalahgunaan Narkoba dan minuman keras, terbanyak dari masyarakat pedalaman.
“Banyak warga pedalaman yang melapor ketimbang warga Sangatta, bahkan ada yang langsung melapor termasuk melihat anak – anak menghisap lem ataupun mengonsumsi obat batuk secara berlebihan atau ngomix,” tuturnya.
Operasi Antik Tahun 2017 yang digelar sejak 6 April lalu, berhasil berhasil membekuk 16 pelaku dengan barang bukti sabu sebanyak 22 poket seberar 10,62 gram, kemudian ganja sebanyak 347,03 gram dan obat keras jenis Y sebanyak 12.871 butir.(SK3/SK11)
