Beranda kutim adv pemkab Penularan COVID-19 Bisa Tanpa Gejala, Dinkes Kutim Himbau Waspadai OTG

Penularan COVID-19 Bisa Tanpa Gejala, Dinkes Kutim Himbau Waspadai OTG

0

Loading

SANGATTA (7/4-2020)

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur, dr. Bahrani Hasanal menyebutkan jika saat ini ada 2 jenis gejala yang bisa dialami oleh orang yang terinfeksi Virus Corona atau COVID-19. Gejala pertama adalah orang yang menunjukkan gejala langsung dan dapat dilihat secara kasat mata. Seperti, mengalami gejala sesak nafas akut, batuk, flu, hilangnya indra penciuman, hingga diare. Jika ada orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan orang yang telah dinyatakan positif COVID-19 atau baru pulang setelah bepergian dari daerah yang memang telah merebak COVID-19 dan mengalami gejala tersebut, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis paru atau langsung mendatangi instalasi khusus COVID-19 di setiap Rumah Sakit yang ditunjuk pemerintah sebagai rujukan penanganan COVID-19.

Kadiskes Kutim Bahrani Hasanal

Namun yang perlu lebih diwaspadai adalah gejala penularan atau orang yang tertular namun tidak mengalami gejala sakit sama sekali, atau yang saat ini disebut dengan Orang Tanpa Gejala (OTG). Meski sudah tertular orang ini tidak menyadari jika dirinya telah terinfeksi COVID-19. Hal ini kemungkinan dikarenakan kuatnya sistem imun pada OTG, sehingga virus mampu ditekan dan tidak mempengaruhi tubuh. Namun bahayanya, OTG yang telah terinfeksi ini tetap mampu menularkan COVID-19 kepada orang sehat lainnya.

“Saat ini penularan melalui OTG (Orang Tanpa Gejala, red) lebih berbahaya dan harus diwaspadai bersama. Pasalnya, jika orang tersebut menunjukkan gejala sakit dan diketahui baru datang dari daerah yang mewabah COVID-19 ataukah pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif Corona, maka bisa saja kita hindari. Sementara OTG, tidak terlihat. Bahkan yang tertular sendiripun juga tidak mengetahui jika dirinya sudah terinfeksi. Sehingga dengan bebas melakukan kontak kepada orang-orang di sekitarnya dan terus melakukan penularan,” ujar Bahrani kepada awak media.

Lanjut Bahrani, dari beberapa kasus yang ditemukan Dinkes Kutim, sudah ada beberapa pasien yang kini tengah dilakukan pemantauan di instalasi khusus COVID-19 RSUD Kudungga Kutim, ternyata masuk dalam kategori OTG, termasuk Mr Y yang merupakan teman seperjalanan pasien positif ketiga dari Kutim atau KTM3, dan kini sudah sama-sama menjalani isolasi rawat inap pada instalasi khusus COVID-19 RSUD Kudungga.

“Sejak berangkat dari Sangatta ke India hingga pulang kembali ke Sangatta, Mr Y ini selalu bersama-sama dengan pasien KTM3 selama melakukan perjalanan. Bahkan pada tanggal 27 Maret 2020 lalu saat pasien KTM3 melakukan pemeriksaan dan akhirnya langsung menjalani rawat inap di instalasi khusus COVID-19 RSUD Kudungga, Mr Y juga melakukan pemeriksaan yang bersamaan pada dokter spesialis paru RSUD Kudungga. Namun karena hasil pemeriksaan Mr Y tidak menunjukkan gejala sama sekali dan terlihat sehat, maka hanya direkomendasikan untuk melanjutkan isolasi mandiri di rumah. Karenanya, saat pasien KTM3 dinyatakan positif oleh Laboratorium Kesehatan (Labkes) Surabaya, kami langsung memangil Mr Y dan dilakukan test Rapid, didapatkan hasilnya positif. Saat ini Mr Y juga sudah dilakukan isolasi rawat inap pada instalasi khusus COVID-19 RSUD Kudungga, sambil menunggu hasil proses tes swab yang lebih akurat,” jelas Bahrani.

Sebagaimana diketahui, penyebaran dan penularan COVID-19 di tengah-tengah masyarakat, kini dinilai semakin masif dan cepat. Dari data Nasional terakhir, saat ini jumlah positif COVID-19 di Indonesia sudah berada di atas angka 2 ribu kasus. Sedangkan data teranyar yang diambil dari Dinas Kesehatan Kaltim pertanggal 6 April 2020, ada sebanyak 31 kasus di Kaltim terkonfirmasi positif COVID-19, dua kasus dinyatakan sembuh dan 1 kasus meninggal dunia.(Adv-Kominfo)