Beranda hukum Permen Tengkorak Tidak Ada Dijual di Kantin MTs Insan Cendekia

Permen Tengkorak Tidak Ada Dijual di Kantin MTs Insan Cendekia

0

Loading

SANGATTA (10/8-2017)
Beredarnya pemberitaan pengakuan D – pelajar SD 011 Sangatta Utara yang mendapatkan permen Tengkorak dari neneknya, dibantah Plt Kepala Sekolah MTs Insan Cendekia Sangatta Utara, Samingan.
Dalam suratnya Bernomor 421.2/065/MTs-IC/VIII/2017 tanggal 10 Agustus 2017 ditujukan ke orang tua atau wali siswa MTs Insan Cendekia, menyebutkan kantin MTs Insan Media Jalan H Masdar Sangatta Utara tidak pernah menjual permen tengkorak seperti diberitakan dan diunggah di media sosial.
Melalui suratnya bertajuk Pemberitahuan Klarifikasi Berita Samigan berharap tidak ada keresahan di kalangan orang tua serta menimbulkan kecurigaan warga kepada MTs Insan Cendekia.
Sebelumnya D – pelajar yang membawa permen tengkorak, mengaku permen asal China itu ia dapat dari neneknya yang berjualan di Kantin MTs Insan Cendekia Sangatta Utara. Permen yang pada bagian pegangannya berbentuk kerangka manusia itu, diakui D ada yang ia jual juga dibagikan kepada temannya.
Seperti diwartakan, tujuh orang pelajar SD 011 Sangatta Utara, Rabu (9/8) kemarin dibawa ke Puskesmas Sangatta Utara karena mengeluh perut sakit dan mual-mual. Ke 7 pelajar diduga keracunan permen yang dibawa salah seorang korban.
Keterangan yang dihimpun, korban yang diduga mengalami keracunan bernama M Rizki, M Surya Triatmojo, M Andi Akbar, Rifka, Lutfia Cista, Ayyira dan Siti Aisyah. “Kini korban sedang dirawat di Puskesmas Sangatta Utara,” tulias Pariska dalam informasi Kutim.
Keterangan lain menyebutkan permen yang dimakan ke 7 korban diproduksi Chaozhou Chadan Sanhefood co Ltd Guandong China. Pada bungkusan gula terdapat tertulis “Permen Keras Berperisa Stroberi” dengan komposisi gula sirup glukosa,Perisa Sintetik Striberi,Pewarna Merah Allura Cl 16035.
Devina mengaku mendapatkan permen dari neneknya yang kebetulan berjualan di Sekolah Cendikia Jalan Haji Masdar. “Permen itu ada yang diberikan ada juga yang dijual oleh Devina,” terang Nurul Hidayah – salah seorang guru yang membawa korban ke Puskesmas Sangatta Utara.(SK13/SK4)