Beranda foto RI Kembangkan Teknologi Penghancur Sampah Medis

RI Kembangkan Teknologi Penghancur Sampah Medis

0

Loading

SUARAKUTIM.COM, JAKARTA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengungkapkan pihaknya sedang mengembangkan teknologi pengolah limbah medis berskala kecil dan mobile.

Menurutnya, hal ini diperlukan untuk membantu pengolahan limbah medis yang naik signifikan seiring dengan meledaknya kasus COVID-19.

Selain itu, baru 4,1 persen rumah sakit yang memiliki incinerator yang sudah mempunyai izin, dan hanya ada 20 pelaku usaha pengolahan limbah medis di Indonesia dan kebanyakan hanya ada di Pulau Jawa.

“Itu adalah pengolah limbah yang sifatnya mobile, yang dilengkapi dengan plasma supaya kalau pun dia berada atau dekat dengan pemukiman itu hampir tidak ada lagi emisi dioksin yang berbahaya, dan ukurannya tidak besar, biaya operasional juga relatif kecil. Itu tadi yang bisa menjadi solusi untuk shelter khusus pengolahan limbah misalnya di lingkungan tertentu di suatu kelurahan, sehingga tidak perlu dibawa ke TPA, dan ini akan mengatasi problem limbah medis yang dihasilkan terkait isolasi mandiri karena kita tidak bisa menyalahkan karena mereka juga tidak tahu ini harus dibuang kemana,” ungkap Tri Handoko.

Selain itu, teknologi selanjutnya yang sedang dikembangkan yaitu daur ulang limbah medis yang berpotensi memunculkan nilai tambah dan nilai ekonomi yang baru. Menurutnya, dengan adanya daur ulang tersebut bisa meningkatkan kepatuhan fasyankes untuk tertib mengumpulkan limbah medis karena nantinya akan ada insentif finansial dari sisi bisnis daur ulang tersebut, serta berpotensi mengurangi biaya pengolahan limbah secara keseluruhan.

“Contohnya alat penghancur jarum suntik, yang bisa menghasilkan residu berupa stainless steel murni. Dan juga daur ulang untuk APD dan Masker yang bahannya adalah polypropylene sehingga kita bisa peroleh polypropylene (PP)murni, jenis plastik yang nilai ekonominya juga cukup tinggi,” tuturnya.

Ia berharap, hal tersebut selain bisa meningkatkan motivasi untuk mengumpulkan dan mengolah limbah medis dengan tertib, juga bisa menjadi lahan bisnis baru bagi para pelaku usaha di daerah, khususnya pelaku usaha mikro. (Voi)