Beranda foto Sakura Beracun Membuka Mata Sejarah dan Menggugah Emosi Penonton

Sakura Beracun Membuka Mata Sejarah dan Menggugah Emosi Penonton

2708
0

PERINGATAN Detik-Detik Proklamasi Republik Indonesia ke 70 tahun ini tidak terkesan hambar, bahkan mampu membuka mata berbagai pihak akan perjuangan pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan, merebut kemerdekaan serta mempertahankannya.
adeganRefleksi perjuangan rakyat tanah Kalimantan Timur itu tertuang dalam drama bertitel “Sakura Beracun” yang ditampilkan ratusan pelajar SMK Negeri 1 Sangatta Utara, berlangsung apik diawali dengan suasana kehidupan tanah Kali Mantan (Sungai Besar,red) – Mahakam yang besar.
Kekayaan tanah Borneo – bagi warga Belanda sangat mengairahkan maklum sejumlah sumber daya alam ada seperti minyak dan kayu. Namun dari sejumlah potensi yang ada, minyak yang diincar incar. Karenanya, pendirian sejumlah tambang minyak baik di Samboja, Sanga-Sanga hingga Sangatta tiada lain buntut dari eksploitasi oleh perusahaan Belanda.
Namun, kedatangan Bangsa Hindia Belanda di tanah Kaltim tepatnya di Berau (1834) ini hanya awalnya saja manis terlebih dengan kedatangan none-none Belanda yang putih bersih bak boneka salju. Namun, seiring dengan menguatnya cenkraman “kuku kerakusannya” Belanda mulai menginjak-nginjak hak dan martabat warga Kalimantan yang tiada lain bagian dari Bangsa Indonesia.
Senyum manis dan ramah yang diberikan orang-orang Belanda seperti keju berisi racun, lambat lain mereka mulai merampas hak warga masyarakat bahkan aktifitas dibatasi termasuk melarang warga Kalimantan mengibarkan Bendera Merah Putih.
Selain merebut isi perut bumi Kalimantan, tentara – tentara Belanda juga “memperbudak” kaum wanita bahkan memperlakukan mereka seperti wanita murahan, sementara kaum pria dibuat tak berkutik. Upaya memecah belah kesatuan dan persatuan yang digelorakan para pejuang seperti Awang Long Senopati, terus dilakukan dengan berbagai cara.
Meski Belanda datang mampu menggarap alam Kalimantan, sayangnya diiringi dengan tindakan biadab. Namun, keserakahan Belanda ini terhenti ketika Jepang yang melakukan agresi di Asia setelah Perang Dunia II di Eropa.
Dikawasan Pasifik Jepang memulai pertempuran, negara-negara di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dianggap sebagai kaki tangan barat yang harus diusir dari Asia. Jepang mulai melakukan propaganda sebagai negara yang akan membebaskan bangsa Asia dari belenggu penguasaan barat.
Jepang juga melakukan langkah-langkag diplomasi, shingga di Hindia Belanda, Jepang mengirim delegasi yang meminta supaya ekspor minyak dan hasil bumi lainnya dari Hindia Belanda ditingkatkan 2-3 kali dari total impor Jepang sebelum blockade AS dan Inggris dan tidak terganggu dengan keadaan yang terjadi di Eropa, namun permintaan kedua delegasi ini ditolak oleh pemerintah Hindia Belanda.
Perebutan harta karun Bangsa Indonesia ini menyebabkan kekaisaran Jepang hanya memiliki dua pilihan seperti mengikuti syarat-syarat yang diajukan AS dan Inggris atau berperan namun pengaruh militer di pemerintahan kekaisaran Jepang sangat besar, akhirnya Jepang memilih Perang dengan memanfaatkan warga negara Indonesia sebagai garis terdepan.
Jepang yang terbiasa menggunakan bahan bakar dari Hindi Belanda yang ada di Kalimantan dan Balikpapan. Hasrat untuk menguasi isi bumi Kalimtana itu, tentara Angkatan Laut Jepang langsung melakukan penyerangan kepada tentara Hindia Belanda yang tiada lain diketahui sebagai Perang Asia Pasifik ini terjadi 8 Desember 1941.
Tentara Jepang masuk Kalimantan Timur melalui Tarakan pada tanggal 11 – 12 Januari 1941 di Tarakan, sedangkan Balikpapan dikuasai pada 20 Januari 1941. Balikpapan, menjadi wilayah strategis baik bagi Jepang merupakan wilayah pertambangan minyak bumi nomor dua terbesar di Indonesia.
Jepang mengetahui selama ini penduduk primbumi dijajah dan diperilakukan tidak adil oleh Hindia Belanda, untuk merebut hati pribumi Jepang merubah taktik yakni memberikan “Harumnya Bunga Sakura”.
Taktik memberikan kebebasan pribumi bahkan menaikan Bendera Merah Putih diberikan seluas-luasnya, termasuk mengangkat sejumlah pemuda Indonesia sebagai tentara atau polisi Jepang. Namun, seiring waktu tabiat Jepang mulai terasa, rakyat Indonesia juga diperas tenaga dan dirampas haknya.
Jepang juga melakukan praktik kerja paksa yang bernama Romusha dari Jawa sebagai pekerja yang dapat membantu Jepang dalam pembangunan insfraktuktur di Kalimantan. Tindakan amoral Jepang yang paling terkenal adalah mendatangkan wanita penghibur atau Jugun Ianfu dari Jawa sebagai pemuas nafsu tentara Jepang.
Karena merasa dirampas haknya, warga Kaltim langsung melakukan perlawanan sehingga kerap terjadi peperangan antarsuku dengan tentara Jepang. Terlebih-lebih Jepang telah merambah ke pedalaman Kaltim seperti Melak, Loa Kulu, Sanga-Sanga, Samboja, Tenggarong serta Muara Ancalong.
Meski hanya bermodalkan senjata tradisional, rakyat Kaltim akhirnya melakukan perlawanan dan perangpun pecah. Akibatnya banyak warga Kaltim jatuh dan menjadi pahlawan tak dikenal yang jasadnya berserakan di bumi Khatulistiwa.
Adegan berserakan jasad-jasad pahlawan tak dikenal ini diiringi dengan lagu Gugur Bunga yang membuat emosi undang berubah total, bahkan tidak sedikit yang menangis. “Sungguh laur biasa dan menyentuh sekali, sejarah kepahlawanan kita selama ini kerap diabaikan bahkan dicampakan sementara bisanya Indonesia menapak usia 70 tahun ini berkat perjuangan pahlawan-pahlawan kita yang sebagian besar tidak dikenal jatidirinya termasuk dimana mereka dimakamkan,” ujar sejumlah undangan seraya menyeka air matanya saat menyaksikan Drama Sakura Beracun, Senin (17/8) yang penggarapannya dibawah binaan Dandim 0909 Sangatta Letkol Inf Ibnu Sudaya.***

Artikulli paraprakRatusan Terlibat Donor Darah, Namun Hanya 40 Yang Bisa Mendonorkan
Artikulli tjetërTerjadi Di Kabo Pelajar Kelas 3 SD Diperkosa Saat Pulang Sekolah, Polisi Terus Kejar Pelaku Meski Minim Informasi