Beranda kutim adv pemkab Semakin Pedas, Harga Cabai di Pasar Induk Sangatta Naik 100 Persen

Semakin Pedas, Harga Cabai di Pasar Induk Sangatta Naik 100 Persen

0
Eni (45 tahun) pedagang cabai di Pasar Induk Sangatta

Loading

SuaraKutim.com;Sangatta – Harga cabai di pasar tradisional Sangatta semakin melambung tinggi, saat ini kondisi harga cabai telah mencapai Rp. 120.000 per kilogram.

Hal itu dibenarkan Eni salah seorang pedagang di Pasar Induk Sangatta, yang menyebutkan kenaikan harga telah terjadi sejak bulan Ramadhan tahun lalu.

“Sudah lama, sebelum puasa itu harga cabai perlahan naik,” ujarnya, Senin (18/07/22)

Lebih jauh ia menyampaikan bahwa angka tertinggi cabai rawit sempat menyentuh Rp. 170.000 per kilo, jika dibandingkan dengan harga normal yakni Rp. 60.000 per kilo, maka harga cabai saat ini naik hingga 100 persen.

“Kemarin itu pas habis lebaran, malah naik sampai 170 ribu, kalau normalnya antara 50 ribu hingga 60 ribu,” tuturnya.

Selanjutnya wanita berusia 45 tahun yang berjualan dari pagi hingga siang hari tersebut, menyampaikan bahwa kenaikan harga dipicu oleh kelangkaan barang di pasaran, ia mengaku ketersediaan cabai saat ini masih mengandalkan stok lokal yang terbilang cukup mahal.

“Naik karena barangnya limited (terbatas, red), kalau yang lokal ini cukup mahal, karena cabainya mampu bertahan hingga tiga hari, sementara dari luar pulau hanya mampu bertahan dua hari saja,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim, Zaini menyebutkan jika kenaikan harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Sangatta, disebabkan gagal panennya petani cabai dari luar Kutim. Sebab diakui Zaini, hingga saat ini sejumlah komoditi pangan di Kutim, sebagian besar masih dipasok dari luar daerah, termasuk cabai.

“Saya sudah kordinasi ke Provinsi, dan dapat informasi di Pulau Jawa ternyata adanya gagal panen (cabai, red), itu dipengaruhi curah hujan yang tinggi,” ucapnya, Senin (18/07/22).(Adv/Red/Win)

Artikulli paraprakHarga Cabai Melambung Tinggi, Disperindag Sebut Gagal Panen Jadi Salah Satu Faktor
Artikulli tjetërSharing Anggaran, Perkim Kutim Bakal Bangun 355 Rumah Layak Huni di Kutim