Beranda ekonomi Sumarjana : Penyuluh Pertanian Gelorakan Semangat Cinta Pertanian

Sumarjana : Penyuluh Pertanian Gelorakan Semangat Cinta Pertanian

0
Warga Teluk Lingga saat panen padi, mereka masih menggunakan alat tradisional sehingga perlu waktu lama dan tenaga banyak.

Loading

SANGSATTA (12/7-2017)
Kemajuan teknologi dan perubahan paradigma masyarakat, membuat semua dilakukan serba instan atau cepat tanpa melalui proses yang kadangkala memerlukan waktu lama. Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutai Timur, Sumarjana, saat ini masyarakat khususnya generasi muda sudah meninggalkan pola-pola hidup yang humanis dan tidak terlalu mengemari urusan pertanian.
“Lambat laun membuat pertanian dalam arti luas mulai terkikis habis. Padahal, jika mau dikelola secara benar dan baik maka dunia pertanian tidak kalah dalam menghasilkan keuntungan finansial jika dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya,” ungkap Sumarjana belum lama ini.
Kepada Suara Kutim.com, diungkapkan, dalam urusan mencari mata pencaharian, generasi muda saat ini lebih condong kepada pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi dan finansial. Sementara urusan pertanian lebih dikesampingkan atau bahkan sudah ditinggalkan, karenanya tidak heran banhyak lahan pertanian yang kemudian berubah atau beralih fungsi menjadi lahan perkebunan atau menjadi gedung-gedung bertingkat atau perumahan.
Ia mengungkapkan, saatnya petani saat ini menjadi petani modern yang tidak hanya sekedar memikirkan pola budidaya saja tetapi perlu ada peningkatan dan bagaimana hasil pertanian menjadi salah satu komoditi pangan yang memiliki nilai jual tinggi dan mampu diterima pangsa pasar luas.
Menurutnya, masyarakat kedepan tidak lagi memandang sebelah mata terhadap petani karena dengan adanya inovasi yang dihasilkan maka pertanian menjadi salah satu sektor atau pekerjaan yang layak dipikirkan karena juga mampu mendatangkan keuntungan finansial yang besar.
Kutim ini, ungkapnya, memiliki potensi sebagai penghasil gula aren terlebih berhasil dikembangkannya aren genjah. Karena kurang inovasi dan sentuhan teknologi, sehingga saat ini produk olahan gula aren hanya dijual dengan harga murah dan kemasan seadanya namun ketika diolah oleh tangan profesional nilai jualnya tinggi.
Kehadiran penyuluh pertanian, ia menaruh harapan semangat membangun dunia pertanian dan pascanya lebih digelorakan sehingga petani lebih mencintai lahannya dan tidak tergiur untuk mengalihfunsikan.(SK3)

Artikulli paraprakTerjadi di Bengalon : Adik Ipar Diperkosa Dua Kali, Bahkan Dalam Kebun Karet
Artikulli tjetërPemkab Harapkan Suntikan Kemenkes Bantu Pembangunan 5 Puskesmas