
SANGATTA,Suara Kutim.com (14/10)
Meski harus menempuh perjalanan berat selama 12 jam dari Muara Ancalong menuju Sangatta, tim kesenian dan olahraga Muara Ancalong tetap semangat tampil disejumlah event yang digelar panitia HUT ke 17 Kutai Timur (Kutim).
Rombongan yang berjumlah 115 orang, dipimpin Camat Muara Ancalong Surya Atmaja dan istri. Rombongan yang tergolong banyak, salama di Sangatta selain mengikuti upacara dan pawai budaya juga beberapa cabang olahraga diantaranya lomba perahu naga yang digelar Kamis (14/10) di Folder Air Pasar Induk Sangatta. “Meski kalah, kami tetap puas karena bisa ikut memeriahkan HUT Kutim tahun ini,” kata Surya Atmaja.
Saat tampil di Pawai Budaya, kontingan Muara Ancalong tampil memakau terutama ketika tim keseniannya menyajikan tari-tarian khas Dayak. Meski kelihatan kelelahan, penari-penari asal Sungai Kelinjau tetap tampil prima sehingga mendapat aplusan penonton termasuk Bupati Ismunandar dan Wabup Kasmidi Bulang.
Muara Ancalong yang tergolong kecamatan tertua di Kaltim yakni mencapai 115 tahun, saat ini masih tergolong kecamatan yang tertinggal bila dibandingkan dengan sejumlah kecamatan lainnya ini tiada lain karena akses jalan yang belum memadai.
Meski demikian, ekonomi kecamatan yang berada di tepi Sungai Kelinjau dan mayoritas dihuni suku Kutai ini secara perlahan mulai bangkit seirama dengan berkembangnya perkebunan kelapa sawit. Menurut Surya Atmaja, kehadiran perkebunan kelapa sawit telah membuka peluang kerja bagi warga Muara Ancalong sehingga berdampak terhadap perekonomiam masyarakat. “Syukur sekarang sudah ada BRI, sehingga aktiftas masyarakat semakin membaik karena warga bisa memanfaatkan kehadiran perbankan dalam pengembangan usaha,” beber mantan Sekcam Kaubun ini.(SK14)