Beranda kutim Yasiwa Galakan Penyelamatan Bekantan di Muara Ancalong

Yasiwa Galakan Penyelamatan Bekantan di Muara Ancalong

0
Pengecekan penanaman bersama Nelayan dan mahasiswa UNMUL Samarinda.

Loading

SANGATTA (19/3-2018)

Stek yang hampir tenggelam akibat naiknya permukaan air
Lahan basah Suwi di kecamatan Muara Ancalong merupakan habitat bekantan (Nasalis larvatus) yang hidup jauh dari wilayah pesisir. Berdasarkan penelitian Balitek KDSA (Balai Penelitian dan teknologi konservasi Sumberdaya Alam) Juli 2017 dan monitoring regular Yasiwa bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Mulawarman (UNMUL), di hutan riparian sepanjang Sungai Suwi dan Loa Bekara di jumpai sedikitnya ada 12 kelompok bekantan.
Monica Kusneti – meneybutkan Loa Bekara, saat ini mengalami degradasi akibat sering terjadi terbakar terutama pada saat kemarau yang terjadi di tahun 1982 dan 1998. “Kondisi hutan yang berdampak buruk terhadap bekantan yang mendasari salah satu upaya pemulihan dilakukan Yayasan Konservasi Khatulistiwa Indonesia (Yasiwa) dengan menanam tanaman lokal dan yang menjadi pakan bekantan,” terang Monica.
Namun, tantangan yang harus dihadapi dalam upaya penanaman adalah fluktuasi air yang cukup tinggi yakni antara 80-480 cm dan musim yang sulit diprediksi, selain itu adanya spesies invasif Mimosa sp yang mempersulit akses karena berduri dan di beberapa lokasi tumbuh cukup rapat.
Dijelaskan, pemantauan di bulan Maret 2018 ternyata sejak akhir tahun 2016 baru 23 % stek mampu bertunas.
Yasiwa, PT Prima Cipta Selaras (PT PCS) merupakan salah satu anak perusahaan PT Eagle High Plantation Tbk bersama nelayan telah melakukan pengecekan lapangan bersama untuk mendapatkan pemahaman tentang kondisi aktual dan potensi kegiatan yang bisa dilakukan berkaitan dengan peningkatan upaya rehabilitasi tersebut. Dihimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan di sekitar lahan basah agar hutan rawa dapat mengalami regenerasi. (K1)