Beranda ekonomi Akses Jalan Hambat Pariwisata Desa Benhes

Akses Jalan Hambat Pariwisata Desa Benhes

0

Loading

Pelajar SD di Benghes Muara Wahau ketika bermain di sekolahnya.

MUARA WAHAU (15/12-2019)

Desa Benhes (Bea Nehes) Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur, salah satu dari 18 desa di Kutim terpilih dalam Program Kampung Iklim (Proklim) plus, yang dilaksanakan Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF CF).
Desa Benhes dengan jumlah penduduk
843 jiwa, 471 kepala keluarga (KK) yang bermukim disekitar Sungai Telen, ternyata memiliki dua obyek wisata air terjun yang sangat indah.
Namun kendala yang dialami masyarakat Desa Benhes dalam pengembangan obyek wisata tersebut adalah kendala akses jalan, seperti di ungkapkan Kepala Desa Benhes Stafani Lung.
” Kami memiliki dua obyek wisata air terjun yaitu Long Pla yang berlokasi di
Km 53, dan air terjun yang berada di Km 63 Desa Benhes, namun yang menjadi kendala adalah akses jalan menuju kedua air tersebut sangat sulit, oleh karena itu kami harapkan pemerintah khususnya dinas terkait bisa memperhatikannya,” terang Stafani Lung kepada awak media usai mengunjungi air terjun Long Pla, Sabtu (14/12/).
Stefani Lung menambahkan kalau akses jalan menuju kedua air terjun tersebut dapat diperbaiki tentu dampaknya sangat besar bagi warga Benhes, salah satunya dapat meningkatkanperekonomian masyarakat, karena mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Benhes hanya sebagai petani sawit dan berladang.
” Seperti tadi, belum lama kita menikmati air terjun terpaksa harus kembali lagi, karena cuaca mendung, takut hujan sehingga kendaraan bisa terjebak karena jalannya tidak bagus. Tapi kalau jalannya bagus tentu lain lagi ceritanya, para pengunjung bisa berlama-lama menikmati keindahan dan kesejukan air terjun, maka dari itu perhatian pemerintah sangat kami harapkan,” papar Stefani Lung.
Untuk mengunjungi air Long Pla yang berlokasi di
Km 53, dapat ditempuh menggunakan jalur darat, mengggunakan roda empat maupun roda dua  membutuhkan waktu sekitar 120 menit perjalanan.
Akses jalan besar cukup bagus, hanya saja masih berupa jalan tanah yang belum dilakukan penanganan pengerasan jalan, sehingga saat hujan turun mengakibatkan jalan sedikit licin.
Dari batas akhir jalan besar, pengunjung masih harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sekitar antara 5 sampai 10 menit melintasi hutan yang terbilang asri sebelum sampai lokasi air terjun.
Untuk air terjunnya sendiri bertingkat dua dengan ketinggian sekitar 65 meter, sehingga menimbulkn gemuruh suara air membuat pengungung pasti dibuat takjub melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sangat luar biasa.
Sementara air terjun Km 65, tidak bisa di kunjungi karena jalannya sangat licin setelah sebelumnya di guyur hujan deras.
Rombongan jurnalistik yang dipimpin Ketua Lembaga Adat Desa Bea Nehas Ledjie Be Leang Song, dampingi Kades Benhes Stefani Lung.
Deputi Direktur Yayasan Bioma Danang Sutobudi, Kasubag Internal dan Eksternal Biro Humasprov Kaltim Hj Murni, mengalihkan perjalanan untuk mengunjugi hutan lindung adat Benhes, namun ditengah perjalan ada pohon tumbang yang menghalangi perjalan, sehingga untuk melihat langsung kondisi hutan lindung adat tersebut tidak bisa dilakulan. Walaupun demikian rombongan jurnalis tidak kecewa, karena pohon yang tumbang tersebut terdapat akar bajakah yang dianggap memiliki banyak kasiat menyembuhkan penyakit, oleh kepala lembaga adat dengan menggunkan mandau langsung memotong menjadi beberapa bagian dan diberikan kepada awak untuk dinikmati airnya, dan dibawa pulang sebagai oleh-oleh dari Desa Benhes.(mar/yan/her/humasprov.poto:yuvita).