Beranda ekonomi Arfan : Harga Sawit Anjlok, Petani Menanti Tindakan Pemerintah

Arfan : Harga Sawit Anjlok, Petani Menanti Tindakan Pemerintah

0

Loading

SANGATTA (14/11-2018)
Imbas anjloknya harga tandan buah sawit hingga Rp 400 rupiah per kilogram membuat petani sawit di Kutim berteriak dan kebingungan. Pasalnya, berton-ton tandan segar buah sawit yang mereka panen tidak dibeli para

Arfan – Anggota DPRD Kutim
pengusaha sawit yang memiliki pabrik minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).
“Karena dongkol, TBS yang sudah dipanen akhirnya dibakar bahkan ada yang menebang pohon sawit dan menjadikan umbut sawit sebagai masakan sayur untuk dimakan sehari-hari,” kata Arfan – anggota DPRD Kutim.
Saat resesnya, kata politikus Nasdem, ia menemukan anjloknya harga sawit menjadi topik utama pembahasan. Bahkan ada warga menyuguhkan sayur dari hasil olahan umbut sawit, sebagai hidangan makan. “Ini mengejutkan sekaligus menyayat hati. Pasalnya harga jual sawit yang hanya Rp 400 per kilogram tidak sebanding dengan membayar upah panen sawit sebesar Rp 250 per kilogram, ditambah lagi biaya lainnya yang juga tidak tertutupi,” bebernya.
Sementara jika tidak dipanen, kualitas tandan segar buah sawit pada panen berikutnya tidak bagus. Sehingga setelah dipanen, tandan buah segar hanya dibirkan tergeletak mongering dan kemudian dibakar.
Ketua Komisi A DPRD Kutim ini mengatakan, sudah saatnya Pemkab Kutim bersikap tegas dan langkah kongkrit terkait permasalahan anjloknya harga sawit ini. Jangan sampai petani sawit dan buruh sawit di Kutim terancam kesejahteraannya.
“Pilihan masyarakat untuk beralih dari petani konvensional menjadi petani sawit, bermula dari bujukan dan janji pemerintah bahwa dengan berkebun sawit akan mendatangkan hasil dan keuntungan besar yang sangat menjanjikan kesejahteraan bagi masa depan masyarakat,” paprnya seraya menyebutkan bagaimana pemkab mensosialisasikan kelapa sawit kepada masyarakat.(ADV-DPRD KUTIM)