Beranda kutim Awas , Joki Sekitar Hajar Aswad, Bisa Mencium Syukuri Jangan Dipamerkan

Awas , Joki Sekitar Hajar Aswad, Bisa Mencium Syukuri Jangan Dipamerkan

0
Suasana dekat Hajar Aswad karena padatnya manusia, ada saja jamaah terpaksa digotong jamaah lainnya, situasi ini ada saja yang memanfaatkannya yang berakibat fatal bagi jamaah haji. Namun jika Allah SWT berkehendak bisa saja semua dipermudah.

Loading

SEBAGAI bukan warga Makkah, dianjurkan perbanyak melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, terlebih salama melaksanakan ibadah haji yang waktunya jauh lebih lama ketimbang umrah. Namun, jamaah juga menjaga kesehatan terlebih sebelum wukuf di Arafah yang merupakan puncak dari serangkaian berhaji.
Hampir semua petugas haji selalu mengimbau jamaah itu menjaga kesehatan, terlebih bagi jamaah gelombang pertama yang sudah lama di tanah suci. Dengan cuaca yang rata-rata di atas 40 derajat selcius, bagi sebagian jamaah haji Indonesia ada yang tak tahan.
Beribadah di Masjidil Haram tentu sangat menyenangkan karena ganjaran pahalanya mencapai 100 ribu, namun demikian banyak jamaah haji ketika berada di Masjidil Haram lebih tertuju untuk mencium Hajar Aswad yang berada di pojok Ka’bah atau Tenggara Ka’bah.
Hajar Aswad yang berada dalam ikatan perak itu, menjadi incaran semua jamaah meski ada kewajiban jamaah harus menciumnya, bahkan Nabi Muhammad SAW sudah memahami jika pada suatu saat ummat Islam yang bertandang ke Masjidil Haram dalam jumlah banyak (3 juta,red) seperti sekarang ini. Karenanya, tidak diwajibkan untuk mencium terlebih jamaah wanita, namun cukup dengan bersalam dengan cara melambaikan tangan kanan dan bertakbir.
Namun, karena “nafsu” tak sedikit jamaah berusaha mencium Hajar Aswad meski harus berdesakan yang kadangkala tanpa sadar, bisa berakibat fatal baik bagi orang lain maupun diri sendiri. Keinginan bisa mencium Hajar Aswad di kalangan jamaah, mengalah keinginan shalat ditempat-tempat mustajab berdoa seperti di Multazam, Bawang Talang Emas, Belakang Makam Ibrahim, Telaga Zam-Zam, Hijir Ismail serta saat tawaf.
Hasrat yang mengebu-mengebu mencium Hajar Aswad, akhirnya membuat jamaah tidak sadar selain menyakiti orang lain bahkan ada yang “menyuap” joki (mukimin,red) dengan bayaranya hingga jutaan rupiah. Perbuatan ini tentu tak pantas dilakukan ditempat paling suci di dunia ini, terlebih saat melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Jamaah memang kadangkala terbuai dengan “joki” yang berkeliaran sekitar Ka’bah, bahkan ada yang berbahasa Banjar, Sunda dan Jawa seakan-akan ingin menyakinkan bahwa ia orang Indonesia. Entah mereka siapa, yang pasti ketika jamaah melakukan tawaf ada saja yang mendekati sambil menawarkan jasanya untuk menjadi “pembuka pintu” mencium Hajar Aswad.
Bahkan beberapa tahun lalu, tidak sedikit jamaah menjadi korban pemerasan para joki ini. Mereka tidak segan-segan merampas tas atau harta yang ada pada jamaah, jika jamaah tidak membayar sesuai dengan tarif mereka yang kadangkala mencapai Rp3 Juta. Karenanya jiak ada yang menawarkan membantu bisa mencium Hajar Aswad, sebaiknya dihindari dan ditolak dengan halus.
Karenanya ketimbang menodai ibadah haji yang sekarang sulit sekali meski banyak uang, lebih baik fokusnya diri dengan ibadah lainnya seperti berdoa-doa pada tempat-tempat mustajab lainnya. Ditempat-tempat inilah bermohon kepada Allah SWT, agar bisa dimudahkan dan diberi kelapangan bisa mencium Hajar Aswad.
Jika bisa mencium Hajar Aswad, sebaiknya tidak diumbar ke jamaah lainnya, karena nilainya akan menjadi sia-sia. Biarkan peristiwa itu hanya Allah SWT yang tahu, toh dengan menyapa dari kejauhan juga nilainya sama dengan mencium atau mengusap Hajar Aswad.(Syafranuddin)