SANGATTA,Suara Kutim.com (4/8)
Satuan Kerja Khusus (SKK) Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merupakan bagian dari lembaga pemerintah yang pembentukannya berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
SKK Migas, ujar Handel Pulungan- Humas SKK Hulu Migas Wilayah Kalimantan Sulawesi, bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama (KKS).
SKK Hulu Migas, sebut Handel saat menyampaikan materi dihadapan sejumlah wartawan, Kamis (4/8) dibentuk agar pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. “SKK Huklu Migas salah satu tugasnya memberikan pertimbangan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas kebijaksanaannya dalam hal penyiapan dan penawaran Wilayah Kerja serta Kontrak Kerja Sama,” ungkapnya.
Menjawab pertanyaan wartawan, Handel menyebutkan produksi minyak mentah saat ini sebagian besar berupa air berbeda beberapa tahun lalu. Namun, ia mengakui produksi minyak bumi per 30 Juni 2016 lalu rata-rata menmvcapai 834,4 ribu barel per hari (bph).
Sementara akhir bulan Juli lalu, produksi rata-rata naik diangka 834,7 ribu bph. Sedangkan gas bumi, produksi rata-rata per 30 Juli 2016 sebesar 7.962 juta kaki kubik per hari atau turun tipis dibanding produksi per 30 Juni 2016 yang mencapi 7.985 mmscfd. “Berkat dkungan semua pihak, target produksi yang ditetapkan pemerintah dapat tercapai,” kata beber Handel.
Melalui media, ia menaruh harapan masyarakat untuk aktif melakukan penghematan sumber energy sepertio solar dan premium. Imbauan itu, dikemukannya karena upaya pencarian sumur minyak baru sudah dirasakan sulit dan perlu biaya mahal. “Diakui, saat ini kebutuhan akan BBM meningkat yang tiada lain akibat meningkatkan kendaraan bermotor, bertambahnya penduduk serta semakin membaiknya perekonomian rakyat,” sebut Handel.(SK2/SK3/SK13)
